Lihat ke Halaman Asli

Indriyanti Warsiningsih

Guru SDN 13 Engkasan

Mencerdaskan Anak Bangsa di Daerah 3T

Diperbarui: 6 Desember 2022   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi seorang guru adalah impian saya sejak duduk di bangku SMA. Alhamdulillah tahun 2019 saya diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) . Pada saat saya memilih formasi tempat mengajar saya tidak mengetahui letak dan kondisi tempat sekolah . 

Setelah dinyatakan lulus menjadi ASN saya mencoba mencari informasi serta melakukan survey tempat sekolah yang akan menjadi tempat saya mengabdi . Dimulai dari sinilah perjuangan saya untuk mencerdaskan anak bangsa di daerah 3T dimulai . 

Saya mengajar di Sekolah Dasar Negeri 13 Engkasan , Kecamatan Tayan Hulu , Kabupaten Sanggau. Desa Engkasan adalah salah satu desa terpencil di Kabupaten Sanggau yang berada di Kecamatan Tayan Hulu. Untuk menuju di kecamatan saya harus menempuh jarak sekitar satu jam setengah dengan mengendarai sepeda motor dengan melewati jalan yang masih dikelilingi oleh hutan-hutan serta jalan yang sangat licin saat musim hujan. 

Untuk pertama kalinya saya tinggal di antara masyarakat yang mayoritas bersuku dayak, hanya saya dan tenaga kesehatan saja yang bersuku jawa dan beragama islam di sana. Sangat sulit saya menyesuaikan diri di desa Engkasan tersebut . Namun seiring berjalannya waktu , banyak hal-hal baru, hal-hal unik yang saya temui di desa Engkasan selama mengabdi di sana . 

Solidaritas dan kesederhanaan msyarakat di sana membuat saya bisa menyatu dengan masyarakat di sana . Dan perlahan saya juga dapat menyatu dengan siswa-siswa di SDN 13 Engkasan . 

Saya pernah berada di satu titik jenuh menghadapi siswa-siswa saya untuk menerapkan aturan bagi siswa di sekolah . Yang saya pikir pada saat itu mengapa sangat sulit menanamkan aturan yang sudah menjadi dasar sebagai seorang pelajar di sekolah . Aturan tersebut adalah menggunakan sepatu ketika pergi ke sekolah. Yaa, ketika pertama kali saya mengabdi di SDN 13 Engkasan hanya 1 atau 2 orang saja yang saya jumpai menggunakan seragam rapi beserta sepatunya. 

Bukan karena tidak memiliki , namun dengan berbagai macam alasan mereka tidak menggunakan sepatu . "Bu, kalau pakai sepatu panas ", " Bu, kalau pakai sepatu jalannnya susah mau cepat" . Begitulah alasan yang saya dengar dari anak-anak . Untuk menuju sekolah mereka memang berjalan kaki , mungkin hanya beberapa anak saja yang menggunakan sepeda motor. 

Untuk anak-anak yang berada di ujung kampung mereka harus berjalan selama kurang lebih satu jam untuk sampai ke sekolah dengan melewati jalan tanah kuning. Butuh proses selama 2 tahun saya menanam kan aturan tersebut , tentunya saya juga melakukan pendekatan dengan orang tua siswa dan masyarakat setempat untuk mendukung aturan tersebut . Dengan bantuan kepala sekolah serta rekan-rekan guru yang sabar dan super hebat akhirnya di kami dapat menerapkan aturan tersebut. 

Sungguh terharu melihat mereka dapat menerima dan melaksanakan aturan tersebut. Ditahun kedua saya mengabdi di SDN 13 Engkasan dewan guru beserta masyarakat desa Engkasan dibuat bangga dengan salah satu anak SDN 13 Engkasan untuk pertama kalinya mengikuti O2SN dan mendapat juara 2 di tingkat Kecamatan. 

Prestasi yang pertama kali diukir oleh siswa SDN 13 Engkasan selama puluhan tahun sekolah tersebut berdiri . Sangat mengharukan dan membahagiakan . Dari situ saya berfikir , semua anak-anak sebenarnya sama aja di kota maupun di desa jika kita mengasah kemampuan mereka , mereka juga dapat bersaing dan bersanding dengan anak-anak yang sekolah di kota. Sebagai seorang guru saya merasa bangga menjadi seorang pendidik yang bisa menyumbangkan ilmu yang saya miliki kepada anak-anak didik saya . 

Berbagai cara kami upayakan untuk mencerdaskan mereka , seperti memberikan program literasi di sekolah . Alhamdulillah dengan adanya program tersebut sangat membantu anak-anak yang belum lancar membaca. Saya juga merasa senang sebab program tersebut disambut antusias oleh siswa , orang tua dan masyarakat. Harapan saya walaupun mereka tinggal didaerah 3T namun mereka dapat bersaing dan bersnding dengan anak-anak di luar sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline