Lihat ke Halaman Asli

Kearifan Lokal di Kampung Halaman

Diperbarui: 25 April 2023   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tradisi mudik saat lebaran tiba, selalu dinantikan masyarakat. Tradisi ini sangat dinantikan oleh masyarakat yang merantau ke beberapa kota. Mereka sangat merindukan untuk bertemu sanak saudara di kampung halaman. Segala persiapan mereka laksanakan untuk dapat melaksanakan mudik. 

Setiba di kampung halaman, banyak hal yang kita dapat. Kita dapat bertemu dengan sanak saudara. Mudik kali ini, kebetulan ada saudara yang melaksanakan syukuran aqiqah. Ada hal menarik yang saya saksikan dari kegiatan ini. Sehari sebelum hari H, pihak yang mempunyai hajat sudah melakukan persiapan. Para tetangga pun berdatangan dengan ikhlas untuk membantu pihak yang mempunyai hajat. Jiwa gotong royong masih dilaksanakan dengan sangat baik. 

Ada ibu-ibu yang menyiapkan bumbu-bumbu untuk menu syukuran atau hajatan. Ada bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, cabe yang dihaluskan. Ada pula yang menyiapkan santan. Mereka memarut kelapa secara manual. Ibu-ibu lainnya sedang membersihkan ayam yang mereka sembelih khusus. 

Proses membersihkan ayam dilaksanakan secara bersama-sama. Mulai dari menyiapkan air mendidih untuk disiramkan ke ayam yang sudah disembelih. Atau ayam yang sudah disembelih dimasukkan ke air mendidih. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk mempermudah membersihkan bulu-bulu ayam. Pori-pori kulit ayam yang terkena air mendidih akan membesar sehingga akan mempermudah proses pencabutan bulu ayam. 

Setelah semua bahan siap, mereka melakukan proses memasak. Hasil proses memasak akan dibagikan kepada keluarga dan para tetangga. Keesokan harinya, mereka melanjutkan menyembelih kambing sesuai aturan aqiqah untuk bayi perempuan. Ada menu khusus di kampung halaman saat aqiqah, pribumi mengolah menu syukuran yang dikenal dengan istilah humut. Humut ini menu khusus yang berbahan dasar humut kawung yang diolah dengan teknik dan bumbu khusus. Nikmat rasanya. Sensasi rasa humut seperti rasa gudeg. 

Kisah mudik saya tahun ini, mengajrkan saya kearifan lokal yang harus terus dijaga dan lestarikan. Seperti gotong royong dan olahan menu khusus saat aqiqah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline