Lihat ke Halaman Asli

Lupakan “Serangan” pada Wiranto, Prabowo Ajak Hanura Koalisi

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="273" caption="Sumber:gstatic.com "][/caption]

Masih kuat melekat dibenak kita tentang sebuah film documenter yang dibesut oleh Gerindra tentang Prabowo Subianto. Dalam film yang dilansir di youtube sebelum  Pileg itu diceritakan tentang silsilah keturunan Prabowo dan perjalanan karirnya di militer. Juga diceritakan tentang huru –hara politik dan social yang terjadi pada masa – masa transisi 1989. Lewat film berjudul “Sang Patriot” tersebut, Gerindra mencoba untuk membersihkan “dosa – dosa” Prabowo dan menuding bahwa pelaku utama kerusuhan tersebut – walaupun tidak disebutkan secara gambling, adalah pimpinan TNI saat itu Jenderal Wiranto.

Sebenarnya aksi “buang badan” alias lempar tanggung jawab itu tidak hanya dilakukan Gerindra dan Prabowo lewat film tersebut, dalam sejumlah pemberitaan di media massa, juga kerap dinyatakan bahwa Prabowo bekerja sesuai komondo atasannya. Prabowo juga mengatakan bahwa dirinya merupakan korban fitnah dan pencemaran nama baik oleh lawan politiknya. Namun pembelaan Prabowo tersebut tidak kuat, tidak ada bukti kuat yang menyatakan dirinya  bukan pelanggar HAM berat pada tragedi tersebut.

Faktanya, hingga kini Prabowo masih masuk dalam daftar cekal pemerintah Amerika Serikat karena keterlibatannya dalam kasus penculikan dan pembunuhan aktivis pada 1998. Majunya Prabowo sebagai salah satu calon kuat Presiden saat ini, tentu membuat kita khawatir – jika dirinya terpilih, merupakan langkah mundur penyelesaian kasus pelanggaran HAM di masa lalu dan melemahnya penegakan HAM di tanah air dalam masa mendatang.

Meskipun Prabowo menjadi salah satu calon kuat Presiden, namun jalannya belum aman. Prabowo butuh tiket untuk dapat melenggang dalam pemilihan presiden Juli mendatang, mengingat perolehan suara Gerindra tidak mencapai ambang batas PT, Gerindra diharuskan untuk berkoalisi. Salah satu partai yang menjadi incaran koalisi Gerindra adalah Hanura. Untuk memenuhi ambisinya menjadi Presiden, Prabowo menemui langsung Wiranto – orang yang menjadi sasaran limpahan “dosa” pelanggaran HAM nya selama ini. Prabowo meminta agar Hanura bersedia mendukungnya agar mendapatkan tiket ke Pilpres.

Bukankah Prabowo selama ini menuding, bahwa yang paling bertanggung jawab atas tragedi pelanggaran HAM tersebut adalah Wiranto, lalu kenapa Prabowo justru meminta – minta dukungan pada Wiranto? Katanya Prabowo tegas dan memegangg teguh pendirian? Masa mau “menjilat ludah” nya sendiri . Dulunya menyerang dan melimpahkan kesalahan pada Wiranto, lah sekarang kok malah memohon – mohon? Mungkin Prabowo harus belajar dulu bagaimana caranya untuk “malu” dan “bertanggung jawab”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline