Lihat ke Halaman Asli

Singgih S

Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Ini Ikhtiar Mantra Durian Berbuah Lebat

Diperbarui: 8 September 2019   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buah Duren sebelum Seleksi, abaikan tulisan di foto. Dok. Pribadi

Musim buah duren sudah tiba, buah dengan aroma eksotis 'busuk' selalu menimbulkan pro dan kontra akan aromanya yang khas, bagi yang kontra / bahkan benci akan melabeli buah bau busuk memuakkan membuat pusing bahkan muntah namun bagi penggemarnya tak segan-segan merogoh kocek yang dalam demi aroma eksotis. Label buah beraroma busuk tidak salah, tersebab pemasakan buah duren melalui proses pembusukan lalu jatuh dan itulah yang paling nikmat tastenya.

Keinginan pemilik pohon duren dan para penggemarnya tentu mengharap buah yang sempurna seperti buah yang besar, kulit tipis, daging tebal, biji kecil / keriput, pulen, legit perpaduan manis ada rasa pahitnya. Tentu perlu ikhtiar dalam kesempurnaan budidaya durian harus memenuhi syarat varitas, lingkungan dan perawatanya yang baik dan benar. 

Syarat sudah terpenuhi masih ada ikhtiar lagi pada saat berbunga dan berbuah yakni seleksi buah, ini perlu dilakukan selagi sebesar jempol orang dewasa atau sebesar kepalan tangan anak balita, sedang ciri-cirinya yang tidak sempurna seperti bengkok, cacat kena hama / penyakit, lebih kecil dibanding sebelahnya dan dalam tandan berisi lebih dari tiga buah disisakan hanya dua buah. Tindakan seleksi buah diterapkan di kebun dimana saya sedang mburuh secara selektif mengingat berbunganya tidak serempak pun pilih buah yang terjangkau tangan. 

Buah Duren Sebelum Seleksi, abaikan tulisan di foto. Dok. Pribadi

 

Tak hanya itu perlu pengamatan rutin di saat bada Subuh, tengah hari dan sore, kadang malam hari. Malam hari susasananya cukup menarik saya selalu melihat dan mendengar kepakan cericit kampret beterbangan berpindah-pindah dari satu dahan yang ada bunga-bunganya ke dahan lainnya sembari memakan dan membawa kelopak bunga duren. 

Mereka sedang melakukan penyerbukan alamiah, disisi lain mereka mendapat berkat kelopak bunganya dan saya larang bila ada yang metik buat di sayur sebab bunga itu jatah kampret, tanpa kampret jangan harap jadi buah sempurna. 

Tentu tak hanya seleksi buah dan mengandalkan para kampret, dari pengamatan bila ada hama maupun penyakit yang menyerang, pertumbuhan pohon kurang subur dan bunga, buah banyak yang rontok, saya lakukan ikhtiar semprot / spray dan penambahan pupuk sesuai kebutuhannya dan penyiraman rutin di saat kemarau dan yang paling penting di setiap pohon bacakan mantra-mantra 'Bismillahirrahmanirrahim wit duren sing ayu dewek, sing subur uripe, sing akeh kembange dadia owe sing gede-gede sing isine enak, ama penyakit semingkira, angger ora mengko tek semprot, aja salahna nyong koe pada mati, Aamiin Yaa Robbal'alamin' sembari pohonnya di elus-elus (SS)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline