Lihat ke Halaman Asli

Singgih S

Buruh Tani Kebun di Desa Cimayasari, Subang.

Bergelut Tanam Aneka Palawija di Puncak Musim Hujan

Diperbarui: 7 Februari 2017   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum di Olah, dok pribadi

Purwokerto, di kala malam tiba, lelah, capai, boyok pegal berasa hampir empat bulan ini menggerogoti tubuh tua saya. Bagaimana tidak, Sejak awal bulan Oktober 2016 hingga kini, setiap hari saya mengikuti langkah seseorang. Seseorang yang tidak mau disebutkan namanya, hanya inisialnya SS. Kami sedari pagi hingga sore hari bergelut dengan menanam aneka jenis palawija di puncak musim hujan Okmar (Oktober 2016-Maret 2017) di Desa Karangtengah, Baturaden.

Bermula di akhir bulan September 2016, saya diajak SS ke Desa Karangtengah guna melihat kondisi lahannya, memang terlihat memprihatinkan, betapa tidak saya lihat di setiap buludan tertanam berbagai jenis palawija, seperti sawi bangkok, Terong, Cabe rawit yang tidak terawat, gulma tumbuh dimana-mana alias hidup segan mati tak mau, hiks. Dan menurut SS lahan tersebut kondisinya kurang terawat hampir dua tahun (2014-2016). Lantas, kami mengukur dan memetakan lahan-lahan, se tiba di rumah kami merencanakan dan mengkalkulasi biaya.

lahan-2-588d965aa723bd5310f26fe4.jpg

Tiba di awal bulan Oktober 2016, SS mulai bekerja. Tentu SS tidak bekerja sendirian, SS dibantu dua pekerja harian dan dua pekerja bulanan. Di mulai membersihkan lahan, pembenahan buludan, menebar pupuk kandang, kapur dolomit, mengaduk-aduk, menyemprot dengan probiotik, lantas menutup buludan dengan plastik mulsa, hingga siap guna ditanami dan diikuti menyemai aneka jenis benih palawija seperti tersebut di atas.

olh-lhan-588d968f4f7a616d1c92e070.jpg

olah-pupuk-588d971681afbd9f08ece226.jpg

siap-tnam-588d975e4f7a61241c92e070.jpg

Persiapan tempat Pembibitan

Bibit Terong asal Stek

Pembenahan lahan hampir memakan waktu satu bulan lebih, di bulan Nopember - Desember 2016 mulai tertata ditanami berbagai jenis tanaman palawija, seperti Kacang panjang, Buncis, Pare, Terong, Cabe besar, Rawit, Okra, Tomat, Waluh (Pumkin) dan Sawi2an seperti Caysiem, Sawi Bangkok, Sawi pahit, Bawang merah, Kaylan/criwis, somag, wortel, Kangkung darat, Bayam merah dan merawat pula berbagai jenis tanaman buah2an total ada 27 pohon berbagai umur seperti Duren, Apokat, jeruk, Nangka, jambu air, Manggis, Apel.

Untuk menyiasi curah hujan yang tinggi SS menyiasati dengan membuat sungkup plastik di setiap buludan gunanya tanaman tidak terkena air hujan langsung dan dikhususkan untuk tanaman jenis sawi-sawian yang berumur pendek antara 35-45 hari setelah tanam (HST) sudah mulai petik seperti Sawi Bangkok, Sawi pahit, Criwis, Bawang merah, Wortel. Dan setiap buludan/petak khusus untuk satu jenis tanaman.

Sungkup khusus Tanaman Sawi2an

Sawi Bangkok

slada-588d99c081afbd5b07ece251.jpg

Masuk di bulan Desember 2016 hingga Januari 2017, tanaman Buncis, Salad, Sawi2an, Pare, Waluh (Pumpkin), Kacang panjang mulai panen, sedang cabe besar, rawit dan terong masuk masa berbunga dan berbuah. Kini masuk tanam palawija tahanp II, dengan tambahan jenis sayuran Kembang Kol dan Brokoli (30 Januari 2017)

Panen Buncis

Terong umur 55 HST, dok Pribadi

Petik Pare, dok. Pribadi

Buah Pumpkin alias Waluh. dok. Pribadi

Cabe besar, dok. Pribadi

Pohon Cabe Rawit, dok. Pribadi

terong-588d9aee4f7a614c1c92e073.jpg

Menarik dan menantang mengikuti kiprah SS menyiasati berbagai jenis tanaman palawija di kala puncak musim hujan, hingga bisa tumbuh kembang dengan baik dan kendala-kendalanya seperti apa? Tak hanya itu, bagaimana dengan hasil produk dan penjualannya kemana? Bersambung, (SS).

Catetan: Bagi Kompasianer Banyumas Raya atawa sing lagi neng Praketa ngeneh mampir baen...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline