Lihat ke Halaman Asli

UPH Serius Tingkatkan Pendidikan Karakter Lewat Mentoring

Diperbarui: 22 Februari 2019   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pegro merupakan maskot dari Mentorship UPH yang melambangkan kekuatan dan solidaritas.

'Revolusi Mental' yang diusung oleh presiden terpilih Joko Widodo pada masa kampanye Pemilu Presiden 2014, menarik perhatian banyak pihak termasuk institusi pendidikan. Jokowi menyebutkan bahwa sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnya mengenal dan mengangkat karakter orisinal bangsa yaitu berkarakter santun, ramah, dan berbudi luhur. Jokowi juga menambahkan bahwa pendidikan karakter yang diyakini untuk merubah cara berpikir ini dipercaya merupakan solusi agar setiap manusia bisa lebih keras belajar mendengarkan dan merasakan. Hal ini yang kemudian didukung oleh UPH dalam mengembangkan karakter melalui program Mentorship.

Universitas Pelita Harapan (UPH) memperkenalkan program mentorship sebagai masa orientasi dunia kampus dengan cara yang bijaksana dan mendidik mahasiswa baru. Kehadiran kegiatan Mentoring di UPH adalah sebuah proses life giving, dimana menjadi Mentor tidak hanya sebatas sebagai kakak kelas namun, juga sebagai pendamping selama proses transisi mahasiswa.

Suasana pendaftaran menjadi Mentor untuk menyambut mahasiswa baru di UPH.

Proses Mentorship didesain dengan hubungan kekeluargaan jangka panjang, dimana proses tersebut melewati beberapa tahapan sebelum pada akhirnya menjadi seorang mentor. 

Diantaranya adalah calon mentor terlebih dahulu dilatih dengan mengikuti Training yang dilakukan sebanyak dua kali. Pada training ini, mentor diperlengkapi untuk bisa membimbing mahasiswa baru. Setelah lolos melewati tahap training, barulah mereka siap untuk melayani sebagai mentor.

Dengan binaan langsung dari Departemen Kemahasiswaan (Student Life), keberhasilan program ini dikarenakan Mentor dibekali dengan modul yang disebut dengan S.M.A.R.T (Study. Maturity. Abstinence. Responsibility. Talent). 

Melalui modul tersebut, mahasiswa baru akan dibimbing dalam sebuah kelompok kecil antara Mentor-Mentee yang disebut dengan self-development session

Di sini, Mentor mendengarkan masalah-masalah dan kesulitan yang dihadapi Mentee selama awal masa perkuliahan. Mentor juga bisa sharing value pengalaman mereka.

Rompi ini merupakan seragam yang dipakai oleh mentor selama masa orientasi yang disebut sebagai UPH Festival.

"Kita berharap Mentor itu bisa menjadi seorang Mentor yang sesuai dengan visi dari UPH. Disini kami menamakannya dengan 4C yaitu, mentor harus mempunyai pertama, Calling, yaitu mempunyai panggilan untuk melayani. Kedua, Character, yaitu memiliki karakter yang berintegritas dan bisa menjadi role model untuk mentee. 

Ketiga, Competence, mempunyai basic academic skill dimana Mentor bisa melakukan tutoring dan juga memberikan basic counseling skill bila diperlukan dan keempat adalah Compassion, dimana mentor harus memiliki kasih kepada mentee-menteenya."  ungkap Kevin Jonathan, Teknik Informatika 2015, selaku Head Mentor 2018/2019.

Lebih lanjut Kevin menjelaskan bahwa walaupun proses mentorship itu memiliki masa jabatan selama tahun pertama perkuliahan, terhitung dari masa orientasi mahasiswa atau biasa disebut UPH Festival. 

Namun mentor harus tetap menjaga hubungan dengan mentee sebagai teman, kakak kelas, juga sebagai role model yang baik untuk mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline