Lihat ke Halaman Asli

Ahok Korban Diskriminasi Bangsa

Diperbarui: 12 Mei 2020   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat ke-empat dengan jumlah kepadatan penduduk setelah Amerika Serikat, India dan Tiongkok. Kepadatan inilah yang menjadikan Indonesia memiliki beragam budaya, bahasa, suku, ras maupun agama. Tentu saja, keberagaman tersebut menciptakan keindahan dalam kesatuan bangsa, jika kita memiliki kesadaran akan bersatu dan kesamaan suatu cita-cita bangsa. Tetapi, masih banyak juga bangsa Indonesia kerap kali menunjukkan pertengkaran yang disebabkan oleh keberagaman suku dan agama. Tentu, ini terjadi akibat kelompok kecil masyarakat yanng tidak bertanggung jawab ingin memprovokasikan agar terpecahnya suatu bangsa.

Agama dan negara tidak dipisahkan di negara Indonesia. Relasi atau hubungan antara negara dan agama mempunyai titik singgung. Hal tersebut dapat di contohkan dengan adanya kebijakan bahwa Indonesia hanya mengakui enam agama. 

Jika mencapai suatu tujuan bernegara yang baik maka diharuskan orang-orang beragama dalam suatu negara tersebut. Secara fundamental yang kita ketahui fakta agama memiliki pengaruh atau ikatan yang cukup kuat di dalam kehidupan masyarakat. Peran agama-lah yang memiliki peran penting untuk menciptakan suatu keindahan dan keselarasan dalam kesatuan berbangsa.


Jika dilihat dari berbagai histori, agama secara tidak langsung merangkum berbagai segala aspek tampaknya menjadi suatu permasalahan yang begitu pelik dan rentan sensitif. Kelompok minoritas agama sering kerap menjadi korban diskriminasi. Hal tersebut dicontohkan dalam kasus Basuki Thajaja atau dikenal dengan Ahok mantan gubenur DKI Jakarta yang menjadi korban diskriminasi untuk mecapai suatu kepentingan politik. 

Narasi kebencian terhadap Ahok sudah sangat jelas jika dilihat dari kinerja Ahok yang sangat cakap dalam menangani sesuatu. Tuduhan penistaan agama terhadap Ahok tidak lain bahkan tidak diduga agar mengalahkan Ahok sebagai calom gubenur DKI Jakarta. Hal tersebut dikarenakan kualitas kepemimpinan Ahok jauh melebihi calon gubenur lainnya.

Kepentingan  politik ini menjadikan suatu keberagaman antar bangsa terpecah. Kendatinya agama tidak boleh dicampur adukkan dengan politik. Karena agama memiliki sifat sakral dan suci. Agama-lah yang bertujuan mengajak kebaikan dan kemaslahatan. Sedangkan politisi dalam kenyataan bertolak belakang dengan itu semua. 

Sebab bisa jadi jika dicampur adukkan banyak orang berpolitik menggunakan agama untuk meraih suatu kepentingan baik kekuasaan maupun kepentingan pribadi. Pintar-lah memilah-milah suatu permasalahan, kaji terlebih dahulu maksud dan tujuan tersebut, bisa jadi menggunakan simbol-simbol keagamaan itu hanya tipu daya muslihat agar mendapatkan suatu kepentingan pribadi maupun dukungan politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline