Lihat ke Halaman Asli

Indri

Pembelajar

Antara Muslim dan Munafiq

Diperbarui: 23 April 2022   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : www.istockphoto.com/

Kaum muslimin yang menunaikan Ibadah shaum di bulan Ramadhan memberikan gambaran kepada kita bagaimana sikap  mukmin  sejati.  Orang  yang  beriman  ketika  diseru untuk melaksanakan hukum Allah, yaitu berpuasa di bulan Ramadhan,  maka  ia  akan  menerimanya  dengan  lapang dada, tidak ada rasa berat sedikitpun dalam hatinya, ia-pun berserah diri secara total kepada Allah.

Orang  yang  beriman  adalah  orang  yang  menerima perintah  Allah  tanpa  banyak  bertanya,  sikapnya  adalah  " sami'na watho'naa" kami mendengar dan kami taat. 

Dalam benak  hamba  yang  beriman,  sedikitpun,  tidak  pernah terlintas pertanyaan tentang perintah Allah. Kenapa begini, kenapa begitu?. Perintah Allah akan dijalankannya,apakah ia mengerti atau tidak mengerti.

Itulah  sikap  mukmin  sejati   yang  harus  ada  setiap  saat, bukan hanya di bulan Ramadhan saja, bukan hanya ketika menyambut seruan ibadah ritual saja. Tapi apapun seruan Allah  dan  Rasul-nya  dalam  hal  apapun,  dan  di  manapun akan akan kita sambut dengan senang hati.

Allah berfirman dalam QS. An-Nur: 51

"Sesungguhnya  ucapan  orang-orang  yang  beriman jika  mereka  diseru  kepada  Allah  dan  Rasul-Nya  untuk menghukumi  di  antara  mereka  adalah  perkataan  "kami pasti mendengar dan kami pasti taat". Mereka itulah orang-orag yang beruntung."

Imam Thanthawi dalam tafsirnya mengatakan :

Makna ayat ini : di antara sifat orang-orang yang beriman yang benar adalah bawa jika mereka diajak kepada hukum syariat Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, mereka akan selalu mengatakan kami mendengar kami taat tanpa ada keraguan dan tanpa mnanti-nanti.

Berbeda  dengan  orang  munafiq.  Kaum  munafiq  ketika mendengar  ada  perintah  Allah  diserukan,  mereka  tidaklangsung menerima perintah itu, mereka akan berpikir-pikir terlebih dahulu. 

Apakah ada manfaat yang bersifat material dalam perintah Allah itu? Jika ada manfaat, atau perintah itu dianggap menguntungkan posisinya, maka mereka akan menyambut perintah Allah dengan gegap-gempita.

Namun jika mreka tidak merasakan ada manfaat atau keuntungan material,  maka  mereka  akan  berpaling.  Allah  berfirman dalam QS.An-Nur: 48-50 yang artinya :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline