Lihat ke Halaman Asli

Indriati See

Wiraswasta

Cerita di Balik Kue Christstollen dan Resepnya

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Kue Christstollen"][/caption]

Masa Natal di Jerman tanpa sajian kue Christstollen rasanya ada yang kurang, panganan tradisional Jerman yang boleh dibilang cukup tua ini, sekarang bisa didapat dalam berbagai bentuk juga dalam bentuk es krim dan parfait.

Kata stollen yang berarti terowongan, istilah ini dipakai oleh para pekerja tambang. Dan Christstollen adalah kue Natal yang bentuknya seperti bayi Yesus Kristus yang terbungkus kain putih (bedong), juga kalau dilihat bentuknya seperti terowongan.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Es Krim Christstollen"]

Es Christstollen

[/caption]

Kue Natal tersebut pada mulanya bernama Christbrot atau Roti Kristus berasal dari abad ke-14. Roti tersebut dipersiapkan pada masa puasa Adven di biara-biara dan terbuat dari tepung, ragi dan air. Tidak pakai gula karena pada saat itu terlalu mahal.

Adonan kue Christstollen masuk dalam kategori adonan ragi yang cukup berat karena minimum memerlukan 3 kg Mentega atau Margarin, 6 kg Buah kering termasuk: Kismis, Jeruk citrus, Jeruk orange dan10 kg Tepung.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Adonan kue Christstollen"]

Adonan kue Christstollen

[/caption]

Menurut peninggalan dokumen Natal dari tahun 1329 di kota Naumburg (Saale) dimana dokumen tersebut ditujukan kepada Uskup Heinrich. Saat itu adonan Stollen sangat minim lemak (fat) untuk masa puasa Adven karenanya diizinkan pada masa puasa, adonan Stollen memakai mentega, susu disamping air, hafer dan minyak Rüben (Bit)

Paus Innozenz VIII mengirim sebanyak 1491 pucuk Butterbrief atau Surat Mentega yang isinya mengizinkan penggunaan mentega sebagai pengganti minyak. Surat Mentega ini dikirim kepada para Penguasa pada zaman itu sebagai Surat Pembayaran Denda dengan tujuan sosial. Dari pengumpulan dana karena Surat Mentega tersebut, dibangunlah gereja Freiberg (Freiberg Dom).

Jadi boleh dikatakan bahwa Paus Innozenz VIII lah yang turut mempopulerkan resep dari kue Stollen tersebut. Ceritapun berlanjut sampai pada ide dari Heinrich Drasdo (Tukang Roti dari keluarga ningrat Sachsen) tepatnya di kota Torgau (Sachsen) yang mengusulkan agar campuran dari adonan Stollen diperkaya untuk disajikan pada Pesta Natal. Resep dari Heinrich tersebut yang sampai sekarang dikenal sebagai resep kue Stollen.

Sekarang, kita mengenal lebih kurang dari 11 jenis kue Stollen antara lain: Mandelstollen, Butterstollen, Marzipan-, Persipanstollen, Mohnstollen, Nuss-Stollen, Quarkstollen, Dresdner Stollen, Schittchen, Champagnerstollen, Rotweinstollen, „westfalenbäcker“-Stollen dan beberapa jenis Stollen lainnya. Dan yang paling terkenal adalah Dresdner Stollen. Dresdner Stollen pada saat itu sangat terkenal se daerah Sachsen, dan menurut bukti tertulis, yaitu berupa Bon Tagihan yang ditujukan kepada Rumah Ningrat Sachsen berasal dari tahun 1474 (150 tahun setelah dokumen dari kota Naumburg), disebutkan nama Christbrod dan dalam dialek Sachsen disebut Striezel. Pasar Striezel (Striezelmarkt) Dresden adalah Pasar Natal (Weihnachtsmarkt) tertua di Jerman.

[caption id="" align="aligncenter" width="365" caption="Salah satu produk dari Dresdner Stollen"]

Salah satu produk dari Dresdner Stollen

[/caption]

Christbrod uff Weihnachten (sebutan untuk Dresdner Christstollen) dijual di Dresdner sejak tahun 1500. Dan mulai tahun 1560 tradisi mempersembahkan dua kue Weihnachtsstollen (Stollen Natal) sepanjang 1,50 Meter dengan berat 18 kg oleh Tukang Roti di Sachen kepada Keluarga Ningrat dan Penguasa setempat untuk perayaan Pesta Natal.

Sejak tahun 1997 oleh Schutzverband Dresdner Stollen e.V. (Asosiasi Perlindungan atas Produk Stollen dari Dresdner) merk Original dari Dresdner Stollen dilindungi dan hanya 150 Tukang Roti dan Konditori dari daerah sekitar Dresdner saja yang mendapat izin untuk memproduksi stollen dari Dresdner. Jadi kue stollen yang diproduksi di Jerman mempunyai nama sesuai dengan tempat atau kota asalnya.

Menurut saya, cara diatas sangat praktis untuk melindungi hak paten dari setiap wilayah dan alangkah baiknya jika bisa dipraktekkan di Tanah Air misalnya saja untuk Kacang Bogor, hanya kota Bogor saja yang boleh memproduksi atau Lumpia Semarang dan seterusnya. Menurut sumber ada 103 Resep kue Christstollen, dibawah ini resep yang cukup simpel:

Bahan:

1250g

Tepung

100g

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline