Lihat ke Halaman Asli

Indriati See

Wiraswasta

Purnama di Atas Berlin

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="510" caption="Menara TV (Fernsehturm) - Berlin"][/caption]

Perak kemilau, cantiknya sinarmu

berkilau lembut membelai wajahku

pandangan matamu, menusuk kalbu

senyum lembutmu, membebaskan bebanku

puas … dan percaya diri merasuk sukmaku

.

Pikiranku tenggelam dalam keabadianmu

dalam perputaran baru sinarmu

lahir kembali ... terasa olehku

daya tarikmu memaksaku tuk tinggal sesaat

menikmati malammu, nan cantik rupawan

.

Wahai Purnamaku,

kau beri harapan baru

tuk tak pernah lelah dan penat

menanti minggu menjadi bulan

.

Sisi gelapmu memberiku inspirasi

dan selalu ku kagumi

kini ku tak takut lagi karenanya

walau seperti neraka kata mereka

tetapi ku temukan cinta disana

.

Wahai Purnamaku

tuk memberi, sangat sulit bagiku

walau yang ku ambil lebih daripada itu

.

Adamu, ku rasa tak sendiri lagi

walau ku tak dapat menyentuhmu

ku tahu ... kau tak pernah menolakku

kau jauh tetapi selalu dekat ku rasa

.

dan ...

ku hanya bisa berkata:

”Aku mencintaimu”

Berlin, 14 Juli 2011

Musik

Image

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline