Lihat ke Halaman Asli

Indriati See

Wiraswasta

Malapetaka Bagi Kaumku

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku bersumpah dengan tulus dan suka cita terhadap Kemahakuasaan yang dapat menghukumku karena kebutuhan hidup, ku diperlakukan seperti hamba pemuas hasrat jiwa dan raga, tuk mereka wahai orang-orang kaya ! . Bumi Pertiwi kehilanganku sebagai istri dan ibu mereka paksa jiwaku keluar dari raga takdirkah itu ? atau aku dilahirkan sebagai korban permainan komoditas tanpa arah dan tujuan ? . Mereka berbicara antara "cinta" dan "malu" cinta? - Tidak bagiku, karena tak membawa kebahagiaan di bumi cinta membawa penghinaan dan iri hati ku dicintai hanya dengan nafsu ragawi . hidupku tak mengenal cinta sejati mungkin dicintai ... oleh seseorang yang tak ku ketahui ? . malu? - Ya bagiku, dan sering kurasakan ku malu ketika mereka membayar ragaku ku malu tuk tak bisa berbuat hal yang mulia ku malu dari tuntutan hukum dan dari luka-luka ku malu ketika tak bisa memberi kebahagiaan ku malu ... ku sangat malu ... . Dunia ini indah bagi mereka ku selalu bermimpi memperoleh pesona itu kemudian menyebarkannya kepada kaumku . Dunia ini tidak adil bagiku tak bisa ku menyangkalnya jiwa-jiwa kaumku yang telah mendahului hanya bisa bertepuk tangan memuji dan ku bertanya pada diriku sendiri haruskah aku mengikuti ? sia-sialah hidupku ini ... ... *Puisi tuk kaumku yang tertindas*

Hofheim im Ried, 20 Juni 2011

Image




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline