Lihat ke Halaman Asli

Indriati See

Wiraswasta

Gadis Thai Itu Anak Asuhku

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai gadis kecilku

dua windu yang lalu

ketika kau menyapaku

langsung ku jatuh hati padamu

.

datanglah ke tempatku

kehangatan dan perhatian

kan ku berikan padamu

.

kau tak perlu banyak waktu

tuk kenal keluargaku

bersenda gurau

dengan buah hatiku

.

ceritamu:

„Aku anak yang tak dikehendaki“

ayah tak ingin mengakuiku

bunda tak tahan menderita

memutuskan hidupnya

meninggalkanku

pergi keharibaan Sang Pencipta

.

Usiaku tiga tahun saat itu

hidup bersama bibi yang masih pelajar

tak sanggup memeliharaku

”dengar sayangku, tunggulah bibi di rumah ini”

”kau tidak akan dingin dan lapar”

” jika kau sedih mereka akan menghiburmu”

” jika kau letih mereka akan menina bobokanmu”

.

”Ku berdoa agar cepat menjemputmu kembali”

aku menangis sejadinya melihat kau pergi, bibi

mulai saat itulah,  ku menghitung hari

berpindah dari satu panti ke panti lainnya

dari keluarga asuh yang satu ke lainnya

.

Sayangku,

anak asuhku

mendengar ceritamu

dadaku sesak, panas mataku

ku tak ingin menangis didepanmu

ku berlari ke luar rumah, menangis sejadinya

memukul-mukul bumi, dan berkata kepadaNya:

"wahai Sang Kekasih, berilah petunjukMu

kuatkanlah hatiku,

jadikanlah aku bijak,

mendidik titipanMu"

.

Masa remaja, dan sekolahpun berlalu

kerikil besar, kecil, tajam lewat oleh waktu

”lihat bunda, lihat ayah, aku berhasil !” banggamu

Insinyur Mesin menjadi titelmu

.

”Selamat berkarya anak asuhku,

tuk kebaikanmu dan sesama,

jangan pernah keluar dari jalanNya”

;doa kami selalu untukmu

...

Pour "B" ... Nous t'aimons beaucoup ...

Hofheim im Ried, 18 Juni 2011

Image: Thai Kinder

Musik




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline