Lihat ke Halaman Asli

Indriati See

Wiraswasta

(MPK) Jangan Gugurkan Kandunganku !!

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan cinta antara Tina dan Anto tidak diketahui keluarga Tina maupun istri Anto, apalagi oleh putra dan putri nya yang memasuki usia remaja.

Setelah pulang dari mengajar, Tina cepat-cepat menghubungi Anto kekasihnya melalui SMS:

“Aku punya kabar gembira, ku tunggu Mas di tempat biasa,

Soen sayang, kekasihmu, Tina“

Waktu yang ditunggu-tunggupun tiba, dengan tidak sabar Tina berjalan mondar-mandir di kamar seluas 6x6 meter. Diamatinya kamar yang disewakan oleh Mas Anto itu. Kamar istimewa tempat mereka dengan tenang dapat melepaskan rasa rindu. Tina sudah siap mental untuk semua jawaban dari sang kekasih.

Tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu, dengan secepat kilat Tina mengintip melalui lubang pengintip untuk memastikan apakah si pengetuk pintu itu adalah Mas Anto, belahan jiwanya.

“Met malam sayang !” sapa Anto sambil meraih pinggul sang kekasih dengan tangannya yang kokoh. Merekapun melepaskan rasa rindu dengan belaian lembut, penuh kehangatan dan memuncak ke cinta yang membara.

“Hm … kejutan apa yang ingin kau sampaikan ?” tanya Anto sambil membelai lembut paras cantik kekasihnya . Wajah yang selalu hadir dalam setiap mimpi dan membuat hatinya pilu dibaluri rasa sayang yang bercampur aduk.

Dengan menarik nafas sedalam-dalamnya, Tina berusaha menjawab dengan tenang “aku hamil Mas”, dengan suara lembut Tina menjelaskan tentang keadaan tubuhnya yang mulai berubah.

Seperti disambar petir, Anto bangun dari tempat tidur dan terduduk lemas di pojok ruangan. Suasana hening seketika, Tinapun menatapnya dengan penuh tanda tanya. “Ada apa Mas Anto ?, Apakah Mas tidak menerima kenyataan ini ?” tanya Tina dengan tegang.

Anto tetap diam seribu bahasa. Iapun berdiri menuju jendela kamar. Dengan tatapan kosong yang hampa, Iapun menarik nafas dalam-dalam. “Apa yang harus ku perbuat ?,. Apa yang harus aku katakan padanya ?. Keadaan ini membuat aku sangat terpukul. Aku bingung!” kata Anto dalam hati sambil menarik nafas.

“Tina ! jujur aku katakan padamu, aku belum siap untuk menerima kenyataan ini. Bukankah sejak awal kita bersepakat agar hal ini jangan sampai terjadi ? Bagaimana kamu membiarkan semua terjadi Tina ? “

“Mas ! Apa kamu pikir aku sengaja menjebakmu ? Apa kamu pikir aku memperalatmu untuk melepaskan kelargamu ? Tidak ! Aku tidak sejahat itu. Bagiku ini buah cinta kita. Aku mencintamu Mas !” jawab Tina sedikit kesal.

“Berapa usia kandunganmu Tina?” tanya Anto kembali

“Sudah 3 bulan Mas !”

“Apa ? 3 bulan ?” Antopun terperanjat dan berucap dengan nada tinggi

“ Kenapa kamu biarkan sampai 3 bulan ? Mengapa tidak kamu cegat sejak awal kamu tidak datang bulan Tina ? Kamu membuat segala sesuatu menjadi runyam. Sekali lagi aku katakan padamu Tina. Aku belum siap! Aku belum siap!”

“Mas! Kenapa kamu tidak mendengar penjelasanku tadi. Aku tidak bermaksud menjebakmu. Ya…. Memang aku membiarkan janin ini bertumbuh dalam rahimku. Semua itu karena aku mencintaimu. Aku ingin anak ini lahir sebagai tanda kasih cinta kita. Dan perlu kamu catat Mas Anto! Aku tidak memintamu untuk merawat anak ini kelak. Aku hanya butuh pengakuanmu saja. Tidak lebih !” Jawab Tina dengan tegas kemudian menangis.

Melihat Tina yang menangis di tempat tidur, Anto menjadi tambah bingung. Ia meremas-remas dahinya kemudian membenturkan kepalanya ke tembok. “oh.. Tuhan apa yang terjadi padaku. Apakah aku harus menerima semua ini. Bagaimana keluargaku nanti, Istriku, anak-anakku. Aku tidak siap kehilangan mereka”, Anto berpikir keras.

Suasana kamar menjadi hening kembali. Yang terdengar hanya suara tangis Tina yang menjadi-jadi. Keadaan itu mebuat Anto menjadi kasihan dan berpikir kembali. “Baiklah Tina, mari kita bicarakan hal ini baik-baik”, ujar Anto menghampiri Tina di tempat tidur.

Anto meraih tubuh Tina dan memeluknya. “Tina, cukup jangan menangis. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Mari kita bicarakan hal ini dengan dewasa”, dengan lembut Anto berkata sambil mencium kening Tina.

Tinapun mulai menghentikan tangisnya. Kemudian membalas pelukan Anto dengan erat. “Mas ! Aku mencintamu. Biarkan anak ini kukandung hingga dilahirkan nanti. Biarlah anak ini menjadi bagian dari diri kita, cinta kita dan kebahagiaan kita. Aku mencintaimu Mas Anto!” ujar Tina terbata-bata.

“Baiklah Tina, aku akan mendukungmu. Namun bagaimana hal ini dapat kamu sembunyikan dari keluargamu. Bukankan akan menjadi aib bagi mereka ? Jujur saja aku belum dapat berpikir sampai kesitu”

“Mas Anto, biarkan aku menghadapi keluargaku. Aku akan keluar negeri untuk sementara waktu, bermukim di sana sampai anak ini lahir. Maukah kamu membantuku Mas Anto?”

“Baiklah Tina, kalau memang kamu sudah siap menghadapinya. Aku akan membantumu dan membiayaimu selama di luar negeri. Aku juga akan berusaha mengunjungimu, walaupun mungkin akan sulit aku lakukan apalagi diawal-awal kepergianmu nanti”, kata Anto menguatkan rencana Tina.

“Jangan khawatir mas! Aku mengerti, aku dapat menjaga diriku sendiri. Aku hanya butuh dukunganmu, pengakuanmu dan cintamu yang tulus. Tidak lebih! Hanya itu saja”, ujar Tina dengan percaya diri.

“Aku Mencintamu Tina!”

“Aku juga mencintamu Mas Anto!”

Merekapun berpelukan hingga kemudian terlelap bersama dalam kehangatan.

MPK, 10 Juni 2011

------------------

Dunia dalam cengkeraman maut! Dunia tidak hanya telah diporak-porandakan oleh peperangan politis, keberingasan kriminal ataupun ketergantungan akan obat bius, tetapi juga datang dari jutaan ibu yang mengakhiri hidup janinnya. Aborsi telah menjadi penghancur kehidupan umat manusia terbesar sepanjang sejarah dunia. Hasil riset Allan Guttmacher Institute (1989) melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 55 juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap hari 150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih dalam kandungan. kutipan “Tempat yang paling berbahaya di dunia adalah dalam rahim.”

~ Kardinal Sin, Filipina

Untuk membaca hasil karya para peserta Malam Prosa Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke sini :Hasil Karya Malam Prosa Kolaborasi. Kolaborasi : 100. Indriati See + Valentino

Image & Image2 & Musik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline