Lihat ke Halaman Asli

Indriati See

Wiraswasta

Pungutlah Aku !

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang tersayang bundaku,

ku teringat ketika kau menimangku

kau nyanyikan nina bobo sebagai pengiring tidurku

kau hiburku ketika aku menangis

kau rawatku ketika aku sakit

sentuhan lembutmu bagai air yang mengalir tanpa putus

tetapi kini …

*

dan kau ayah,

dengan tanganmu yang kokoh

mengangkatku tinggi-tinggi sambil berkata:

„kau kelak akan melebihi tinggi ayah“

lalu kau menimangku sambil menyanyikan lagu daerah

tetapi kini …

*

aku sebatang kara,

kalian meninggalkanku sendiri

rasa bahagia menjadi lara

bagiku, di bumi ini, tidak ada toleransi lagi

hanya bulan, bintang dan matahari menjadi temanku

*

ku ciptakan duniaku sendiri

bermimpi jika aku seorang pangeran

di kerajaan awan

bintang kejora sebagai mahkotaku

pohon yang kokoh sebagai tongkatku

dan pelangi sebagai singgasanaku

*

di bawah pimpinanku

tak seorangpun boleh menyakiti

tak seorangpun boleh mencuri

tak seorangpun boleh berdusta

tak seorangpun boleh merana

*

kemudian ...

ku terjaga dari mimpiku

ketika kurasa sentuhan lembut kalian

senyuman penuh harapan akan masa depan

dari ayah dan bunda angkatku

*

walaupun sesekali kurasa luka masa lalu

tetapi cinta kalian cepat membalutnya

**********

Hofheim im Ried, 17 April 2011

*Berilah atap, sandang dan pangan kepada anak-anak yatim piatu*

Musik : disini & Gambar : disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline