Oh ... Purnamaku kau melayang di angkasa, tak satupun berani menggodamu karena keinginanmu, suasana malam jadi hening dan penuh pesona Oh ... Purnamaku sinarmu menerpa wajahku sepanjang malam kau menjaga dan mengawasiku Oh ... Purnamaku kuterbangun karenamu dalam malam kelamku tak jauh dari tempat kau berada kulihat permadani bintang sinar mereka membantumu menyebarkan cahaya pesona keseluruh penjuru angkasa Oh ... Purnamaku andai aku punya sayap ku akan terbang melalui bukit singgah di tempatmu tuk beristirahat dan tinggal tuk beberapa saat atau menetap ? Oh ... Purnamaku kulihat kau kedinginan peluklah aku dengan sinarmu dan kehangatan itu kita rasakan bersama Oh ... Purnamaku sinarmu membuka mataku walaupun dalam kekelaman malam ku tunggumu disini cukup lama memperhatikan perjalanan waktu begitu singkat dan cepat ku rasa ini bukan kenyataan atau ya ? Oh ... Purnamaku kau bergerak meninggalkanku ku tahu kemana kau pergi sudah pasti ketempat kekasihku sampaikan rinduku cintaku, dan kasihku berkali-kali Oh ... Purnamaku dingin mulai menyelimutiku ku harus kembali keperaduan malamku berharap ku bermimpi memperhatikanmu tak henti sama seperti kepada kekasihku
Hofheim im Ried, 20 Maret 2011
*Aku kagum padamu Purnama Timurku*
Gambar: static2.kleinezeitung.at
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H