Ah sudah lama sekali ga ngeblog. Setahun lebih kali yahh. Maklum ada beberapa peristiwa yang membuat saya lupa eh bukan lupa sih sengaja pengen melupakan sejenak bersama sang waktu duh. Intinya pengen menyendiri eh lanjut jadi malas-malasan deh jadinya.
Ga mod juga sih buat nulis padahal di otak ada banyak sekali memori-memori perjalanan yang pengin segera diceritakan entah ada pembacanya atau tidak minimal nanti saya punya jejak aja di Dunia Maya.
Well minggu lalu saya dengan suami yang hobi banget nonton bingung deh weekend ini mau nonton apa. Karena semua film hampir sudah ditonton kecuali film Indonesia remaja cinta-cintaan yang memang aku dan suami ga begitu suka. Pilihan jatuh ke Wage pas banget momen hari Sumpah Pemuda cui. Kali aja semangatnya nular ke saya. Amiin
sumber: palingbaru.com Wage kecil bersama sang kakak Ipar Van Eldik yang mengajari musik
Gila ini film bagus yang menambah wawasan saya mengenai biografi pencipta lagu Indonesia Raya. Karena dicatatan sejarah sekolah yang pernah saya tempuh ga disebutin secara detail hanya cuma dicantumin siapa pencipta lagu Indonesia Raya? semua anak-anak pasti njawab, WR Supratman.
Nah WR itu singkatan Wage Rudolf. Nama panggilan kecilnya adalah Wage. Berita tentang lahirnya Wage masih simpang siur. Ada yang bilang Wage lahir di Jatinegara-Jakarta, ada pula yang bilang Wage lahir di desa Wonogiri lalu dibawa ibunya ke Jakarta.
Wage kecil adalah anak yang cerdas. Bapaknya seorang tentara militer di jaman Pemerintah Belanda (Tentara KNIL). Ibunya sering sakit-sakitan. Hingga meninggal dunia. Wage kecil akhirnya diasuh oleh kakak perempuanya yang bersuamikan orang Belanda W.M Van Eldik. Dan dari Van Eldik inilah jiwa musiknya mulai terasah. Dan demi mendapatkan akses di sekolah anak keturunan Belanda maka nama Wage ditambah Rudolf jadi Wage Rudolf Supratman.
Wage kecil hingga remaja tinggal di Makassar bersama kakak iparnya Van Eldik . Dia bermasin musik yang tergabung dalam grup band "Black and White". Bermain musik di Cafe-cafe Belanda yang bayaranya mahal.
sumber: Theatersatu.com Wage ketika ditangkap oleh Belanda
Walau hidup bergelimang harta, Jiwa wage tetep sepi dan disaat pulang bermain musik dicafe-cafe pada malam hari Wage mendengar pekikan sekelompok pemuda yang meneriakan kemerdekaan.