Lihat ke Halaman Asli

Indria Salim

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Menggempur Kompasiana dengan Jurus Sapu Jagat

Diperbarui: 20 Januari 2021   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sini kumulai ceritaku |Dokpri

Hah, apa pula isinya artikel ini? Judulnya seakan ngajak perang? Menggempur, memang K tembok apa? Lantas "cem mana" hubungan antara menulis dengan jurus Sapu Jagat? Itu bukannya cuma ada di dunia persilatan, atau cerita silat khas karangan Asmaraman Kho Ping Hoo? Mana ada anak milenial yang tahu itu?

Aku mendongak ke arah
langit-langit eternit yang sebagian lapisannya mengelupas. Berusaha keras bisa menjabarkan kata dan ungkapan yang kutulis sendiri.

Nah loh, ngomong itu mudah. Memberikan makna dan membuat orang lain paham maksudmu itu perkara lain, semacam urusan yang gampang-gampang sulit.

Ee, jangan menyerah dulu. Selesaikan gagasanmu hingga tuntas. Jadi penulis, bertanggungjawablah setidaknya kepada dirimu sendiri!" hardik separuh diriku yang kusebut Si Ego. Ya, separuh. Separuh lainnya adalah bagian diriku yang malas, sok piawai, tetapi pembosan dan ngeyelan.

Inilah sulitnya berantem dengan diri sendiri -- Si Ego dan Si Malas. Menjengkelkan dan seringnya bikin aku senyum, merengut, mengerutkan alis, dan mondar-mandir nggak jelas seperti orang gila.

Bah! Ini cuma mau nulis buat pembaca Kompasiana.

Eh jangan salah. Kau tidak pernah tahu siapa saja yang kau sebut sebagai pembaca Kompasiana. Meskipun beredar di jagat virtual, pembacanya manusia beneran.

Mungkin mereka seorang pengacara keren, dosen favorit, remaja kesasar di ruang baca Kompasiana, dokter menawan, seniman pengukir kata, bisa jadi juga Anggota Dewan Sidang yang terhormat, budayawan, pengamat olahraga, pun ibu-ibu yang baru ingin mendaftarkan diri agar punya kesempatan menulis di Kompasiana. Dulu kau pun begitu bukan?

Bisakah diam sejenak selagi aku mencari jawab atas celetukanku sendiri? Atau, bantulah aku menyelesaikan tulisan ini menjadi kudapan renyah bagi pembacaku?

Hahaa, baru lima menit yang lalu kau lemparkan istilah jurus Sapu Jagat, sekarang kau mengecohku dengan melempar istilah lain, itu -- "kudapan renyah", bikin aku mendadak ingin makan Kemplang, atau Kacang Medan!

Tik, tok, tik, tok suara detak jam dinding. Arrgh, sudah dua jam berlalu, namun aku masih galau. Galau dan meracau menghadapi dinding batas kebuntuan pikiran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline