Lihat ke Halaman Asli

Indria Salim

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Puisi | Pagebluk Corona Menguak Masa

Diperbarui: 18 Maret 2020   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua ada masanya | Foto: Indria Salim

Cuaca minggu ini seperti remaja galau. Sendu, mata berkaca-kaca, sekilas tersenyum tipis, lalu merajuk dan mengamuk.
Itu yang kulihat dari cermin Bumi,
cermin yang berpigura pepohonan hijau, dan kerlap awan putih.
Suasana pagebluk, ancaman Novel Corona itu.
Mencelikkan mata dunia, membawa fakta nyata -- maut dan pencobaan, yang fana ataupun baka, itu keniscayaan.
Lalu semua mencoba menahan diri, membatasi kebiasaan pergaulan, bekerja, dan berkesenian dalam sekumpulan.

Doggie Si ekor coklat mungil lebih perasa dibanding biasanya
Aku tinggal di depan rumah pemiliknya
Menangkap sedikit keberadaanku, doggie seakan terkejut
Sementara itu, empus berbulu kelabu di sebelah rumahku
tetap menyanyikan nada pilu
Tanaman perdu dan anggrekku,
terus bertumbuh, berbunga, menjamu kumbang dan kupu-kupu.
Di kejauhan, ayam totol hitam berkotek bangga memberikan telur terbaik.

Hidup bukan semata panjang-pendeknya usia, namun peran dan cara setiap insan memberi makna.
Irama kehidupan memiliki nada dan ritmenya sendiri, waktu mereka - waktu kita, waktumu, waktuku.
Semua ada di dalam genggaman-Nya. [ Indria Salim ]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline