Lihat ke Halaman Asli

Indria Salim

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Hikmat

Diperbarui: 2 Januari 2020   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir | Sumber: pixabay.com

Kisah purbakala tak terhapuskan oleh pengingkaran.
Kapal Nuh menginspirasi seniman sejagad.
Keangkuhan dan watak serakah merenggut kesejatian manusia.
Keluhuran budi, abadi ciptakan gemilang sunyi.
Bergaung ketika angkara binasa oleh kegelapannya sendiri.
Ketulusan pekerti ditolak dunia.
Putih kemilau busana mengecoh dunia penggembira atribut semasa. Bius kharisma seakan agama, dan pesona tata kata sungguh nyata, kini fatamorgana.

Bencana demi bencana tetap hadirkan manusia berhati batu karang angkuh.
Aku, aku, ini aku yang berkuasa
Selagi karyanya nyaris nir manfaat.
Aku, aku, aku yang berkuasa.
Selagi pengakuan diri berasal dari keringat, amanat, dan darah sesama yang memberikannya mandat kuasa.

Kapan semua ini diakhiri?
Berkali-kali lancung, berlipat kesempatan tunjukkan aji mumpung.
Punggawa Tinggi tiada guna, bila bersimaharajalela desakkan ego pribadi.
Semu, omong kosong.

Hikmat itu utama, dan yang terutama.

:: Indria Salim ::

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline