Puisi "Sudahkah Kau Menulis Hari Ini?" saya tulis pada hari Pahlawan, 10 November 2019. Nah, kini ada video pembacaan puisinya, ada di alinea akhir sih.
Selama bulan November ini cuaca di sekitar saya dan ruang gerak kegiatan saya sepanas 34 derajat Celsius. Mencoba membuat nyaman diri sendiri, saya mojok dengan segelas es kopi favorit.
Sebelummya di siang bolong saya berjalan kaki dari rumah ke lapak pedagang buah langganan, yang berjarak sekitar dua kilometer, dan jarak tempuh berjalan kaki sekitar 25 menit. Lalu saya membeli Salak dan Mangga Harum Manis yang terbukti manis.
Tidak seperti biasanya, siang itu Mas Pedagang buah tampak lesu.
"Lagi pusing, Mas?"
"Iya, Buk. Kepanasan. Jam berapa sekarang, Buk?"
"Pukul 12.30wib. Cuaca panas begini harus cukup minum air putih," saranku.
"Sesiang ini sudah minum seliter. Biarpun minum air putih, kalau kebanyakan juga nggak nyaman -- tambah pusing atau mual, juga kembung, Buk," katanya sambil menunduk dan menutupi dahinya dengan tangan.
Lanjutnya, "Mungkin saya sebentar lagi tutup lapak."
Dalam hati saya, penjual buah yang tiap hari di pinggir jalan saja sampai nggak kuat juga dengan cuaca ekstrim panas, khususnya hari ini.
'Mungkin inilah anomali cuaca di wilayah Jawa,' batin saya yang belum sempat melakukan cek di laman resmi BMKG.
Nah, sambil menyeruput es kopi sedikit demi sedikit, muncullah ide puisi ini.