Lihat ke Halaman Asli

Indria Salim

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Perjumpaan Bermakna

Diperbarui: 2 November 2019   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjumpaan Bermakna | Sumber: pixabay.com

Ini sekeping cerita biasa. Mungkin kau pernah mendengar sebelumnya. Atau ini sketsa hidup kita. Seseorang menjumpai sahabatnya, sambil menggenggam sebongkah tekad.

Kehidupan tidak bulat, pun tidak mulus atau tergambar lurus.
Dua sahabat bertukar pendapat, membagi pengalaman dan keluh. Ada empati yang kuat, dan kepercayaan menjadi falsafah bersama.

Siang benderang semarakkan perbincangan.
"Aku hendak mendaki gunung !"
Seorang sahabat mendengarkan dengan hikmat, demi mendukung penuh  kehati-hatian. Dia memastikan niat yang teruji, bukan berbekal emosi.

"Baiklah, kelak kan kujemput cerita pendakianmu dengan bangga," katanya.

Tiba-tiba pundak sahabat itu terguncang. Berat rasanya menahan desakan di dada.
"Aku sudah lama menunggu dalam ragu. Kini lebih baik mendaki gunung berbatu terjal, menuruni jurang yang akan kutapaki dengan doa dan harapan," isaknya.

Dua sahabat saling berpandangan, lalu satunya tersenyum. Ditepuknya pundak sahabat dengan lembut. "Setitik harapan dan doa tulus itu luar biasa. Kau hebat! Bawalah serta titipan rinduku. Kau akan mencapai puncak gunung itu, menancapkan tiang kemilau dengan bendera Sang Pemenang."

"Aku tahu mengapa menjumpaimu. Kau saksi setia perjalananku," senyum kelegaan menghiasi wajahnya.
"Aku akan berangkat pekan depan. Terima kasih, Sobat!"

Langit lazuardi tersibak megah.
Awan kelabu berlalu, malu.
Segenggam tekad akan ditunaikan.
Sebuah asa menggema.
Menyegarkankan daya insan letih.

:: Indria Salim::




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline