Pohon bunga Anggrek ini tiga hari yang lalu tumbuh sempurna. Pagi ini dua tangkainya tinggal separuh. Satu tangkai tandas teretas. Satu lagi memberi jejak daun melekat. Kematian dalam kehidupan?
Entah karena apa, entah oleh siapa.
Tangkai yang memiliki tunas bunga, entah bagaimana terus bertumbuh, utuh!
Kulantunkan tembang pujaan dan doa. Niscaya tangkai itu aman sentosa. Akan tiba titik masanya, pecinta saksikan tujuh kuncup bunga mekar berseri.
"God never said that the journey would be easy, but He did say that the arrival would be worthwhile." *)
Hidup tanpa kesulitan, seperti apakah itu?
Perjalanan sepanjang masa, terangkai penuh darah dan air mata.
Darah adalah kehidupan,
Air mata membayanginya.
Air mata bahagia, merebakkan tetes yang serupa dari berpasang-pasang mata yang menyaksikan insan bahagia. Rasa haru menyatu bersama asa beku.
Air mata duka lara, mengguncang hati lembut. Insan sejati merengkuh jiwa rapuh. Menguatkan kekasih patah hati yang lemah, mengangkat pecundang yang bertobat.
Bukan, ini bukan agama. Ini roh kemanusiaan yang utuh, roh yang welas asih. Bunga Anggrek akan merekah, indah, getarkan bibir Pecinta, "Terima kasih kepada-Mu, Yang Maha Pencipta."
Salam Bahagia! :: Indria Salim ::
IG: www.instagram.com/myworkingphotos
*) Max Lucado (Penulis, Pastor)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H