Lihat ke Halaman Asli

Indria Salim

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Bersemangat dengan Sarapan Sehat dan Nikmat

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="410" caption="Secangkir kopi dan nyamikan Jawa: gemblong (ketan hitam), gethuk singkong, dan jadah goreng| Foto: Indria Salim"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Penyemangat kecil --- dua potong lupis tanpa gula, secangkir kopi dengan campuran Milo. Ini cukup membuat pagi kita meriah dan menjanjikan. |Foto: Indria Salim"][/caption]

Apa menu sarapan kesukaan Anda? Apakah itu termasuk secangkir the manis panas, segelas susu, atau secangkir kopi? Mungkin ada yang menyukai sarapan praktis ala Barat: telur dadar, roti panggang, cereal, atau bahkan segelas penuh jus segar atau semangkok potongan buah pepaya, tomat, dan apel?

[caption id="" align="aligncenter" width="314" caption="Keripik jagung dalam susu segar dingin |Foto: Indria Salim"][/caption]

Apapun pilhan pola hidup sehat Anda, kita perlu ingat bahwa sarapan itu baik bagi kesehatan. Bukan saja untuk memenuhi kebutuhan selera, namun sarapan berpengaruh dalam mendapatkan rasa tenang saat memulai kegiatan kita di pagi hari. Penelitian menyarankan bahwa sarapan juga bagus untuk memelihara kesehatan otak dan ragawi.

Hal ini  disebabkan karena dengan sarapan teratur, kita bisa lebih fokus dan produktif saat bekerja, sampai tiba saatnya makan siang. Sebaliknya bila kita mengabaikan sarapan, ada saat ketika di tengah bekerja pikiran kita tergoda untuk makan – yang jelas di luar jadwal yang seharusnya. Ini mengganggu konsentrasi terlebih bila kiat bekerja di kantor dengan jadwal dan disiplin ketat. Pernah hal ini Penulis alami, sedang rapat serius, mendadak perut berkeriut tak bisa disembunykan. Semua langsung tertawa dan mengarahkan perhatian pada Penulis. Malu tentunya.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Sesekali Penulis bosan nasi, jadi makan mie yang dilengkapi dengan ayam, telur, tomat dan taburan bawang goreng. Segar dan menggugah selera bila dihidangkan selagi panas. |Foto: Indria Salim"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="314" caption="Mie ayam rebus |Foto: Indria Salim"][/caption] Menu sarapan berserat tinggi dan mengandung cukup karbohidrat dapat membantu mencegah stress dan rasa letih selama bekerja penuh waktu. Ini dinyatakan dalam sebuah studi the International Journal of Food Sciences and Nutrition. (2009) Ini dibandingkan dengan mereka yang memilih sarapan dengan kandungan tinggi lemak. [caption id="" align="aligncenter" width="492" caption="Nasi uduk berlauk kering tempe, tumis buncis, telur balado, dan kerupuk. Lumayan "][/caption]

Yang lebih mengesankan, adalah temuan studi yang diadakan oleh the American Journal of Clinical Nutrition, yang menunjukkan bahwa mereka yang tidak sarapan berisiko lebih tinggi mengalami problem kolesterol, atau sensitivitas insulinnya.

Justru dengan sarapan, maka orang mengkonsumsi 100 kalori lebih sedikit daripada mereka yang meniadakan sarapan dalam rutinitas mereka. Ini dilansir dalam laporan CBS News.

[caption id="" align="aligncenter" width="484" caption="Ketupat sayur ala Si Abang gerobak langganan Penulis. Lengkap dengan kerupuk merah, tahu goreng, dan telor opor, harganya merakyat. Makanan ini higienis, terbukti dari keawetan hidangan ini yang bisa bertahan 8 jam tanpa dipanasi. Kuah santannya segar karena tidak terlalu kental. |Foto: Indria Salim"][/caption] Tentu semakin kita cermati, maka akan lebih banyak fakta  membuktikan manfaat sarapan yang teratur. Foto-foto di atas adalah variasi pola sarapan Penulis, yang sayangnya tidak selalu mengikuti pola makan yang sepenuhnya ideal untuk kesehatan. Yang penting porsi sarapan jangan berlebihan, karena ini akan menyebabkan pencernaan bekerja keras yang efeknya membawa rasa kantuk di waktu yang salah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline