[caption id="attachment_387960" align="aligncenter" width="538" caption="Dalam kegelapan, ada secercah pengharapan (Foto: Dokpri)"][/caption]
"Life (and wellness) is not to be taken for granted," say me.
Hari ini, Jumat tanggal 2 Januari 2015, hujan deras timpa-menimpa di tempat kami. Mungkin begitu pula di wilayah lain, karena sekarang musim hujan sedang berlangsung. Ada waktunya, ketika musim hujan memuncak, semua waspada datangnya banjir, atau hal lain yang kalau kita tidak siap, akan menjadi musibah yang merepotkan, dari yang ringan sampai yang berat.
Hari ini ada kunjungan dari adik sekeluarga, yang datang dari Solo, berkendara dengan mobil selama kurang lebih 20 jam rute Solo-Jakarta. Kami berkumpul, bersama dengan keluarga adik B, yang kemarin tiba dari Singapura. Adik B, pada hari yang sama dengan penerbangan AirAsia yang terkena musibah itu, sempat mengalami penundaan keberangkatan dari Bandara Soekarno Hatta. Padahal, adik B ini jadwal penerbangannya pukul 09.30 wib. Memang, adik B memakai penerbangan dari maskapai berbeda, dan dia sekeluarga harus transfer memakai ferri dari Batam menuju Singapura. Singkat cerita, kami berkumpul, untuk mensyukuri datangnya awal tahun baru yang penuh rahmat, dan membawa hikmat atas hal-hal yang telah kami lampaui sepanjang tahun 2014 ini.
Tidak lupa, kami mendoakan mereka yang sedang terkena berbagai musibah baru-baru ini --- banjir di Bandung dan banyak lagi daerah lain di Indonesia, tanah longsor di Banjarnegara, wilayah yang terancam letusan gunung di Sinabung, dan yang terakhir adalah musibah yang menimpa penumpang AirAsia QZ 8501. Kami mendoakan agar mereka semua diberi kekuatan untuk melalui masa-masa sulit, diberi ketabahan dan penghiburan langsung oleh Tuhan Yang Maha Kasih.
Kilas balik peristiwa yang membawa hikmah pembelajaran kehidupan.
Oktober 2007 --- Jakarta-KL-Delhi dari awal sampai akhir penerbangan Malaysian Airlines (MH), mengalami turbulensi hebat dan hujan petir yang membuat interior pesawat terguncang semua, dan berkelotokan seperti pesawat mainan plastik yang melayang di langit tak bertepi. Semua awak (pramugara/pramugari) terus mengingatkan agar penumpang memasang sabuk pengaman, mematikan gawai elektronik. Pramugari juga mengumumkan peniadaan pembagian minuman dan makanan, karena seluruh awak juga tidak bisa leluasa berjalan dalam goncangan yang hebat. Setelah melakukan pengecekan ke semua kursi penumpang, lampu penerangan dipadamkan, mereka sendiri duduk manis di setiap pojok cabin.
Akhirnya, setelah perasaan tegang dan tercekam secara intens kami alami tanpa jeda, pada sekitar pukul 7:00 pagi, pesawat mendarat di Bandar Udara Internasional Indira Gandhi dengan mulus, di atas landasan pacu yang licin dan basah karena guyuran hujan yang masih menderas.
Seorang rekan dari News Channel Asia Singapore yang sudah biasa melanglang dunia, berbisik, "Pilot ini pasti dari India. Mereka sangat tangguh dan ahli menghadapi cuaca ekstrim begini. Ciri-cirinya, landingnya halus dan mulus."
Batinku, "Iya, dalam kondisi seperti ini, pesawat landing tanpa terasa sedikitpun getaran roda menjejak bumi. Hanya saja, .. hmm temanku sendiri kebetulan keturunan India." *Senyum sedikit ye*