Lihat ke Halaman Asli

Editan Suara Masjid (Rubrik: Lihat Sekitar!)

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Alhamdulillah..sudah sampai kita di hari ke 7 bulan Ramadhan1433, ternyata sudah seminggu juga kita makan di (sangat)  pagi dan buka di (sangat) sore hari, mungkin kira-kira sudah 4 kiloan ya turun berat badan nya. :D. Alhamdulillah, Indonesia merupakan negara muslim, sehingga melaksanakan ibadah puasa tidak terasa berat karena mendapat dukungan moril dari masyarakat, seperti hal nya tidak ada nya warung makanan dan minuman yang buka saat siang. Masjid dan surau pun selalu mengumandangkan adzan, pengajian dan tausiah-tausiah nya secara live lewat pengeras suara yang ada disana. Bangun sahur pun biasa dibangunin dengan kentongan sahur, dan berbuka biasa diingatkan dengan acara ngabuburit bersama.

Nah, kebetulan, saya satu rumah dengan orang non muslim asal Madagascar. Awal tinggal di indonesia, mereka kaget, karena pada waktu bulan puasa, jam 3 pagi pun sudah ramai orang yang membangunkan untuk bangun makan sahur. Kata mereka, di Indonesia yang paling ramai itu adalah bulan puasa, dan mereka bisa bertoleransi dengan keramaian di dini hari tersebut.

Ngomong soal toleransi, nampaknya perlu ada yang di benahi dari bulan puasa ini. Setiap sahur tiba, masjid, surau ataupun kentongan sahur, pasti "ribut" untuk membangunkan umat muslim. Suara-suara tersebut sangat ramai di antara jam 2 hingga jam 3, belum lagi pengajian-pengajian yang disiarkan secara live lewat speaker masjid yang membahana di seluruh kampung. Itu bagian dari dakwah kata seorang sahabat, tapi menurut saya, itu justru akan menjadi perseden buruk untuk umat muslim. Karena apa ? karena suara "ramai" tersebut berlangsung di jam-jam orang tidur. Bagi kita yang sedang menjalankan ibadah puasa tentu akan bisa memaklumi itu, tapi bagaimana dengan saudara kita yang non muslim ? seperti hal nya teman saya asal Madagascar tersebut ?. Bukan tidak mungkin mereka akan berpikir bahwa Islam ini adalah agama yang ribut, tidak toleransi dan norak. Saya tidak bilang bahwa suara-suara tersebut adalah suatu kejelekan, tapi yang saya maksudkan adalah agar ada pengaturan dalam mengumandangkan adzan, pengajian, kentongan sahur dan lain sebagainya yang disyiarkan melalui speaker dan terdengar di radius 50 meter lebih. Sehingga apabila yang dimaksudkan adalah syiar dan dakwah, maka akan lebih terdengar indah dan santun.

Islam tidak hanya mengajarkan kesalehan, kesungguh-sungguhan dalam beribadah, tapi Islam juga memperhatikan kehidupan umat Islam itu sendiri di dalam lingkungan yang majemuk. Islam mengajarkan umat agar terus mensyiarkan agama Islam, namun tidak berarti membuat pemeluk agama lain menjadi terganggu dengan aktivitas dakwah. Islam itu Indah, sangat indah karena Islam tidak hanya berbicara ketauhidan tetapi juga mengajarkan sendi-sendi dalam berkehidupan.

Selamat Berpuasa :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline