Lihat ke Halaman Asli

Indria

Tukang ketik

Kiki Harus Memilih, Antara Sayang Anak atau Tanah Air

Diperbarui: 17 Agustus 2015   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

       Ini kisah mengenai sahabat saya, Rizkyana. Ia menikah dengan suaminya yang berkebangsaan Italia.  Mereka menetap di Pekanbaru dan punya satu anak. Bak kata pepatah, " Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak",  anaknya menderita penyakit jantung bawaan. Penyakit yang sebenarnya banyak diderita anak-anak di Tanah Air.  Setiap tahun ada sekitar 40.000 anak menderita penyakit tersebut. Tapi sayang, banyak yang tak tertangani dengan baik, sebagian karena ketiadaan biaya, sulitnya meraih akses kesehatan terutama yang tinggal di pedesaan, kurang profesionalnya tenaga kesehatan, hingga sedikitnya dokter spesialis jantung anak. Bayangkan di Indonesia, dengan penduduk sebanyak 240 juta jiwa, hanya ada tujuh dokter spesialis jantung anak.

     Apa yang dialami Kiki, merupakan hal yang mau tak mau dihadapi penduduk Indonesia. Pemerintah gagal memberikan rasa aman, nyaman, tenteram kepada penduduknya. Beruntungnya, Kiki bersuamikan lelaki asal negara maju, yang pelayanan kesehatannya jauh lebih baik. Ia bisa memilih. Ia akhirnya pindah ke Italia.Kemungkinan besar akan pindah kewarganegaraan demi pengobatan buah hatinya.

   Tak terhitung berapa banyak, anak-anak yang menderita penyakit jantung bawaan, yang harus meregang nyawa karena berasal dari orang tua miskin. Ternyata 70 tahun Indonesia merdeka, pemerintah gagal melindungi rakyatnya. hiks




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline