Lihat ke Halaman Asli

Masyarakat Tidak Perlu Informasi Kesehatan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelumnya saya minta maaf......karena sebagai newbie....tiba-tiba menulis sesuatu yang berdasar uneg-uneg. Tapi uneg-unegnya berdasar fakta, kok.

Begini,

Di tempat saya bekerja, di sebuah PTN di Malang, membuka layanan publik untuk memberikan informasi kesehatan. Layanan informasi kesehatan ini dapat diakses melalui telepon lokal 0341-65xxxxxx, dan dijawab langsung oleh dokter.

Memang layanan ini bukan  suatu praktik kedokteran, karena secara perundang-undangan tidak diperbolehkan.  Tapi sebenarnya banyak informasi kesehatan yang bisa diberikan. Menurut asumsi kami; panitia penyelenggara; masyarakat Indonesia akan tertarik dengan akses langsung ke dokter untuk memperoleh informasi kesehatan; bisa interaktif ngobrol dengan dokter, dan tanpa biaya premium call.

Berdasar asumsi tersebut, strategi promosi pun dirancang. Brosur disebar, twitter diaktifkan, facebook diberdayakan. Tweet and tag like crazy, pokoknya! Di dunia maya tanggapan positif pun bermunculan. Kami pun PD untuk melangkah. Dengan mengusung slogan "care with heart and science",  kami pun siap melayani masyarakat.

Tapi ternyata itu hanya sebatas asumsi. Satu bulan akses telepon dibuka....hanya ada 1 panggilan !

Hwua.........!!!! Nelangsa campur sedih rasanya. Ternyata niat baik tidak berujung amalan nyata. Ternyata masyarakat tidak (belum) butuh informasi kesehatan. Informasi selebritis mungkin akan lebih menarik untuk didengar.

Jadi, akhirnya layanan itupun sementara dibekukan. Menunggu hingga dibutuhkan oleh masyarakat.......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline