Lihat ke Halaman Asli

Indrie Matrie

Pecinta Hujan Pagi, coffee dengan segala ceritanya

Meniti dalam Kelam

Diperbarui: 20 November 2018   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Deary,

Aku tak tahu lagi

Kemana bawa langkahku

Apa harus terus melangkah, terlentang dalam sepi.

Dalam Maya aku menyinta, memberi dan sedikit berkorban. Seperti orang2 pecinta, berkorban tanpa pamrih dan penuh rasa. Semua jadi hitungan matematika, ketika kenyataan akhirnya, cintamu tertipu dan terpedaya. 

Kecewa? Ya! Hampir dalam. Meski sejak awal mengerti, suatu saat akan berakhir dan pergi, tapi tak kusangka kesangsian ku terbukti melebihi yg kukira.

Pada detak sepi, aku kembali merasakan luka. Luka yang kian menganga diatas luka lama. Seperti tubuh tak bertulang, lunglai tak ada daya. Bahkan untuk bersuara, tak sanggup tuk kulakukan.

Deary..

Meski aku tampak hina, Tuhan pasti kan menyelamatkanku. Mengangkat ku dari keterpurukan..memapahku kembali berjalan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline