Sangat terusik hati nurani kita mendengar pernyataan seorang Wakil Ketua DPRD DKI hari ini bahwa ia menjamin Ahok masuk penjara jika tidak ada kekuatan politik dan kekuasaan.
Bahwa masuk penjaranya seseorang tergantung dari kekuatan politik (baca: permainan politik) yang dimilikinya sama artinya dengan mengabaikan hukum sebagai panglima. Sejak kapan di Negara demokratis, orang masuk penjara karena pengaruh politik? Seorang aggota dewan yang mewakili rakyat yang memberikan mandat kepadanya untuk mengawasi pemerintahan sebagai mitranya dan bukannya memainkan politik demi kepentingan pribadi/kelompoknya dan kemudian menjatuhkannya jika tidak menurut.
Bagi kita warga DKI yang sangat mendambakan perubahan di DKI, yang mulai dirasakan manfaatnya terutama sistem birokasi yang jauh lebih cepat dan semakin transparan. PNS mulai dituntut melayani rakyat dan merubah mental korupnya. Mereka diiming-imingi imbalan besar jika menunjukkan kinerja baik, dan sebaliknya sanksi berat bila berbuat salah. Perubahan ini membutuhkan energi besar dari seorang Ahok yang rela berkoar-koar dan memaki-maki anak buahnya yang tidak melayani rakyat. Apa salahnya kalau rakyat yang dibela? Pencitraan? Tentu tidak, karena jika pencitraan yang ingin ditunjukkan, Ahok bisa saja bersikap manis dan mengamankan kursinya yang empuk.
Pemda DKI sedang berusaha keras membuat revolusi besar yang penuh resiko karena akan membabat habis semua praktek korupsi dan percaloan jika sistem e-budgeting diterapkan dengan baik. Satu senpun tidak akan bisa salah dialokasikan. Semua pengeluaran akan terekam PPATK. Realisasi anggaran dapat diawasi oleh BPKP dan KPK sehingga persengkokolan dan praktek pencucian uang semakin dapat diminimalisir.
Semua ini dilakukan Ahok demi menjaga uang rakyat. Ia tidak hanya berkoar-koar. Ia bekerja sangat keras. Ia memasang kaca mata kuda dan tidak tergoda untuk memperkaya diri. Tidak sadarkah kita memiliki gubernur yang begitu bersih, tegas dan berani menghadapi mafia dan preman anggaran? Ooo Tuhan…berikan kekuatan kepada gubernur kita, semoga semua rakyat DKI yang telah merasakan manfaat dari hasil karya Jokowi dan Ahok mau bersatu padu melawan kemunafikan dewan terhormat itu.
Bermain politik sudah tidak zamannya lagi…. Rakyatlah yang memilih Gubernurnya dan hanya rakyat yang bisa menurunkannya! Rakyat tidak akan sudi Gubernurnya dijatuhkan. Rakyat yang memiliki wakilnya di DPRD dan apakah masih bisa kita sebut mereka adalah wakil kita kalau semua tindakannya tidak memperjuangkan rakyat dan yang dipikirkan hanyalah kekuatan politik dan kekuasaan? Tuhan Maha Tahu akan Jawabannya.