Lihat ke Halaman Asli

Iwan Indrawan

Sebuah ikatan bathin untuk negeri

Pola Politik Kita

Diperbarui: 22 Oktober 2022   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bismillah,

Sudah sejak lama saya (pribadi) menyoroti ini.

Memang bukan background saya dengan pendidikan murni politik, namun sebagai peserta dan juga terdidik kiranya perkenankan saya menulis sorotan saya ini.

Seperti banyak telah saya tulis, sebetulnya untuk kawasan kita, sepertinya pola kerajaan akan lebih baik.

Tentu jika saat ini dipaksa diterapkan akan banyak sekali bentrokan nya. Belum lagi bagi-bagi cuan, bagi-bagi kursi dll. Sebab pola ini lah yg skr berlaku dan dianggap tabu untuk diganti.

Kembali ke pokok judul, yg menjadi sorotan saya adalah waktu untuk benar-benar bekerja dari siapapun yg terpilih dengan model sekarang. 

Jika tidak ada TIME FRAME untuk ini, selamanya akan begini. Katakan 2 periode, dan waktu kerja masih harus 2 tahun lebih, namun di saat yg sama sudah ribut pergantian, copat-copot puzzle pasangan, gembar-gembor ide kemakmuran rakyat, jilat sini, jilat sana, prediksi sini prediksi sana, adu sini adu sana, terus bergulir sampai waktunya tiba.

Kondisi begini yg seharusnya disadari bahwa rakyat yg memilih, yang punya kuasa (seharusnya) lebih, malah menjadi korban nya.

Mereka terus ributkan ini, media dibawa ke sini biar yg milih ikut rayuannya, logika nya masuk, estimasi perolehan suaranya masuk dll. Sementara yg memberi suara masih kesulitan ekonomi, ribut bantuan tunai, gimana besok makan, kepada siapa cari kerjaan, dll.

Sampai kapan pola sekarang dapat (boleh dan halal) kita rubah?

Please, semua sudah merasa jengah dengan model sekarang cuma masih belum diberi ruang untuk boleh menggantinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline