Lihat ke Halaman Asli

Prospek dan Tantangan Desa Kita

Diperbarui: 21 Oktober 2015   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemiskinan masih banyak terjadi dipenjuru negeri ini. Ini adalah masalah utama negeri ini yang hingga saat ini belum dapat diselesaikan oleh pemerintah. Pada tahun 2014 persentase penduduk desa yang hidup di bawah garis kemiskinan adalah sebesar 13,8 persen, sedangkan penduduk kota berjumlah lebih kecil yaitu 8,2 persen. Tingkat kemiskinan di desa jauh lebih dalam dan lebih parah dibandingkan di kota.

Menteri Desa, Marwan Jafar mengatakan, “Ini dibuktikan dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan di kota 1,25 sementara di desa jauh lebih besar yaitu mencapai 2,24. Semakin tinggi nilai indeks ini artinya semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan”.

Ini dikarenakan beberapa factor yang menjadi tantangan pemerintahan saat ini untuk mensejahterahkan rakyat. Factor-faktor tersebut berada di desa karena dari desa lah kita bisa melihat secara nyata kesejahterahan masyarakat Indonesia. Bukan di daerah perkotaan.

Factor-faktor tersebut diantaranya adalah urbanisasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010: sebanyak 52,03% penduduk tinggal di perkotaan dan 48 % penduduk tinggal di perdesaan. Dalam 5 dekade (1970-2020 prediksi), penduduk perkotaan bertambah 6 kali lipat dan sebaliknya penduduk perdesaan berkurang 3 Kali lipat. Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menunjukkan bahwa kota masih menjadi wilayah yang sangat menarik bagi sebagian besar penduduk di Indonesia.

Tingginya tingkat urbanisasi ini dikarenakan minimnya lapangan kerja di perdesaan. Lapangan pekerjaan diperdesaan yang terbatas membuat masyarakat desa berbondong-bodong pergi ke kota untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selain itu berkurangnya luas lahan pertanian juga menyebabkan masalah. Luas lahan yang tetap tetapi jumlah kebutuhan akan pemukiman yang meningkat menyebabkan Ketersediaan lahan sawah, lahan kering dan lahan pertanian relatif tetap bahkan berkurang.

Masih tingginya jumlah keluarga petani miskin di desa adalah realita yang tidak bias dihindarkan. Badan Pusat Statistik menjabarkan bahwa Jumlah Keluarga Petani Miskin secara nasional sebanyak 3.770.740 Kepala Keluarga, yang paling tinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan Jumlah 680.942 keluarga. Sedangkan untuk keluarga miskin yang pailing sedikit adalah di Provinsi Papua Barat sebanyak 4.467 Keluarga.

Padahal jika kita telisik lebih jauh, desa memiliki prospek yang strategis. Desa berperan sebagai lumbung ketahanan dan kedaulatan pangan dan energy nasional. Desa merupakan penyedia  utama sumber-sumber pokok pangan nasional. Ini karena potensi pengembangan sektor pertanian di desa jauh lebih besar dibandingkan wilyah perkotaan. Potensi itu seperti lahan pertanian dan SDM yang mayoritas pekerjaanya adalah petani.

Hasil atau komoditi pertanian yang dihasilkan oleh desa merupakan sumber bahan baku utama dalam industri pengolahan makanan dan energi baru ramah lingkungan, misalnya pengembangan saripati singkong menjadi ethanol, minyak kelapa sawit sebagai bahan baku bio fuel, dan lain-lain.

Peran desa sangat dibutuhkan dalam tingkatan nasional. Itu kenapa kita bisa melihat kesejahteraan penduduk Indonesia dari desa. Karena mereka lah yang seharusnya lebih dulu sejahtera daripada kita karena segala sumberdaya berasal dari desa.

Pemerintah telah berkomitmen untuk membagun desa demi mewujudkan masa depan dan cita Indonesia, melalui adanya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Dana desa dan Pendamping desa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline