Lihat ke Halaman Asli

Pacitan: The Hidden Paradise in Java

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pantai Klayar, Pacitan

Jujur saja, jargon the hidden paradise in java yang membuat TC berangkat ke pacitan. Jum'at tanggal 21 Februari 2014 TC berangkat menuju solo menggunakan bus budiman jurusan Tasikmalaya -  Solo. Bus jurusan ini hanya ada 2 Pemberangkatan, 1 pemberangkatan utama 1 lagi pemberangkatan cadangan. TC menumpang pemberangkatan utama dengan waktu keberangkatan jam 19.00 dengan ETA di terminal tirtonadi solo jam 5 pagi. Jangan lupa untuk memesan tiket terlebih dahulu jika ingin menggunakan bus ini, harganya 95 ribu.

Menggunakan Bus malam memang terkadang lebih baik daripada menggunakan kereta api yang sudah terkenal akan keterlambatannya. Bus masuk terminal tirtonadi solo sekitar jam 5 kurang 15 menit. TC gunakan 45 menit untuk solat, makan dan repacking. jam 5.30 TC mulai hunting bus jurusan solo - pacitan via Baturetno. Menurut informasi bus menuju pacitan tersedia setiap jam mulai jam 1 dini hari. TC menumpang bus pemberangkatan jam 6.15 pagi. fyi, semua bus jurusan solo pacitan merupakan bus ekonomi no ac. waktu tempuh solo - pacitan, setengah waktu tempuh tasikmalaya - solo. 1 jam pertama bus dihabiskann mencari penumpang di kota solo, 1 jam kedua perjalanan menuju wonogiri. dan 3 jam terakhir merupakan perjalanan wonogiri - pacitan. perjalanan ini sangat menguras tenaga dan emosi, panas, penuh sesak dan asap rokok dimana-mana, dan TC pun bertekad untuk tidak menggunakan jasa bus ini untuk perjalanan pulang, apapun yang terjadi. Jam 11.15 TC sampai diterminal pacitan, terminal yang rapi bersih dan (terasa) aman. Seperti terminal pada umumnya berbagai jasa angkutan mendatangi TC ketika kaki menginjakan di terminal. Jasa ojek yang paling banyak terdengar, dan memang jasa ojek lah yang TC perlukan untuk menuju Harry's Ocean House yang berada di kawasan pantai teleng ria. 10 ribu untuk jasa diantar sampai Harry's Ocean House yang sudah familiar dikalangan jasa ojek terminal dengan nama "heris hos". Kurang dari 15 menit, atau sekitar jam 11.30 TC sudah sampai di Harry's. TC disambut bule perancis yang mengelola tempat tersebut, setelah tahu maksud kedatangan TC adalah untuk menyewa kamar, pengelola Harry's langsung menanyakan buku nikah. ( fyi, Harry's tidak menerima pasangan bukan suami istri untuk menghormati penduduk sekitar ) TC jawab belum menikah dan memang sudah mengetahui aturan tersebut karena sebelumnya menghubungi Edo, suami dari bule tersebut. Jadi bagi pasangan belum menikah akan ditempatkan tidur terpisah.

Salah Satu Bungalow Harry's Ocean House

Tempat Bersantai, Dapur dan Tempat Makan Harry's Ocean House Harry's Ocean House memang rujukan para traveler, terutama traveler mancanegara, oleh karena itu gak heran TC satu satunya traveler lokal di Harry's Ocean House, sisanya semua interlokal :D. Harry's Ocean House juga menyediakan sewa perlengkapan surfing dan sewa motor dengan harga 50 ribu / hari. Sewa motor adalah suatu keharusan untuk keliling pacitan, karena hampir semua hidden paradise nya tidak bisa dijangkau dengan angkutan umum. Jangan khawatir tersesat, pengelola Harry's Ocean House akan memberikan  peta semua tourist spot, terutama surfing spot.

Peta Wisata Pacitan

Makan siang, istirahat dan mempelajari peta wisata sampai jam 13.30. TC memutuskan untuk mengunjungi pantai srau dan pantai watu karung. Perjalanan ke pantai srau memakan waktu sekitar 40 menit dengan medan jalan kecil berkelok. Hanya dengan mengunjungi pantai srau saja, rasa lelah TC setelah menempuh 15 jam perjalanan hilang sudah. Pantai dengan pasir putih dengan garis pantai tidak terlalu panjang benar benar menanamkan keeksotisan tersendiri, hanya ada 4 pengunjung lain sedang bermain air jernih yang memang begitu menggoda saat TC mengunjungi pantai srau. Sekitar 30 menit TC menikmati keheningan srau, dan pantai watu karung menjadi tujuan.

Sekitar 30 menit perjalanan menuju pantai watu karung, dengan medan sama, jalan kecil berkelok. Pantai watu karung sangat memenuhi tipe hidden paradise, jalan aspal berakhir di pantai, tidak ada loket karcis, tidak ada tempat parkir, yang ada hanya beberapa penginapan bergaya tradisional milik orang asing. menurut satu satunya pedagang di pantai watu karung, traveler lokal masih sangat jarang yang mengunjungi pantai ini, bahkan di akhir pekan seperti saat TC mengunjungi watu karung, TC menjadi orang asing di negeri sendiri, TC menjadi satu-satunya pengunjung lokal di pantai seindah watu karung, bahkan menurut wisatawan asing yang datang, watu karung lebih indah dari kuta bali. TC sepakat dengan wisatawan asing tersebut, meskipun TC belum pernah mengunjungi Kuta, karena setiap orang mempunyai definisi indah tersendiri. Sepertinya kebersihan dan kesunyian menjadi salah satu faktor untuk mendefinisikan kata "indah".

1 Jam perjalanan dari pantai watu karung menuju Harry's Ocean House, jam 5 sore sampai jam 7 malam TC gunakan untuk mandi dan istirahat. Jam 7 malam, diiringi hujan rintik-rintik TC keliling kota pacitan untuk hunting makan malam. Rapih dan bersih, itulah yang ada di benak TC saat melawati satu persatu jalan di kota pacitan. TC kesulitan mencari menu makan malam, karena sepanjang jalan  kota pacitan hampir tidak ada pedagang kaki lima. Pedagang makanan kaki lima dikumpulkan dibeberapa titik, salah satunya di pasar minulyo. Karena hujan semakin deras akhirnya TC memutuskan berhenti di rumah makan padang di sekitar alun-alun kota pacitan. Jangan lupa untuk memesan Teh tawar bagi yang tidak suka teh manis, karena seperti di daerah jawa lainnya, pesan “teh” itu berarti teh manis. Hujan yang semakin deras membatalkan niat TC untuk menikmati malam minggu kota pacitan, setelah makan TC langsung kembali ke Harry’s Ocean House untuk beristirahat memulihkan energi untuk menjelajahi sisi lain pacitan di keesokan hari nya. Jam 7.30 pagi, setelah sarapan dan persiapan lainnya TC langsung menuju Goa gong. Untuk mencapai goa gong TC harus keluar kota pacitan ke arah yogyakarta / solo. Kemudian belok kiri ke arah goa gong dan pantai klayar. Menurut pengelola Harry’s waktu tempuh menuju goa gong sekitar 45 menit, tetapi jam 8.00 TC sudah sampai di goa gong, bahkan sebelum loket tiket goa gong di buka alias gratis. Seperti wisata goa pada umumnya, banyak sekali pemandu yang menawarkan sewa senter. Meskipun TC membawa senter sendiri, TC tetap menggunakan jasa guide dengan membayar 25 ribu, karena pada saat itu TC merupakan pengunjung pertama dan didalam goa masih sepi. Pemerintah pacitan mengelola goa gong dengan serius, pengunjung tidak perlu takut tergelincir atau jatuh saat menyusuri goa, karena disana telah dibuat jaur khusus untuk pengunjung dengan tangga dan pegangan di kiri dan kanan jalur. Menurut beberapa informasi Goa gong ini merupakan salah satu Goa terindah di asia tenggara, setelah menyusuri goa gong sepertinya TC sepakat dengan statement tersebut.

1 Jam lebih  TC gunakan untuk menyusuri goa, tujuan selanjutnya adalah pantai klayar. Lokasi pantai klayar memang sejalur dengan goa gong. Rombongan yang menggunakan bus akan turun d lokasi goa gong untuk berganti angkutan untuk menuju pantai klayar, karena jalan sempit yang berliku tidak memungkinkan untuk dilintasi bus. Pada saat TC melintasi jalan sepanjang goa gong menuju klayar sedang diadakan pelebaran jalan untuk memudahkan akses menuju pantai klayar. Cukup dengan 30 menit perjalanan melalui perbukitan dan jalan berliku sampai lah TC di gerbang masuk pantai klayar, tiket masuk 3 ribu / orang dan seribu untuk motor. Beberapa meter setelah gerbang nampaklah pemandangan luar biasa, landscape pantai klayar yang terbentang dari bukit di sebelah kanan sampai batu (mirip) spinx di sebelah kiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline