Lihat ke Halaman Asli

Berbakti Kepada Ibu Derajatnya 3x Dibanding Kepada Ayah

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kemarin 28 Juli 2012, penulis "ditembak" pengurus masjid untuk menjadi penceramah kuliah subuh. Karena bingung tujuh keliling mau membawakan tema apa, penulis akhirnya "mencomot" saja tema yang terngiang di ingatan penulis ketika masih kecil.

Syahdan, ada sahabat Rasul Muhammad SAW bertanya kepada beliau. "Ya Rasul, siapakah di dunia ini aku harus berbakti kepadanya?", dijawab "Ibumu", "Kemudian siapa lagi, ya Rasul?", dijawab "Ibumu". Ditanyakan lagi, dijawab oleh Rasul "Ibumu". Karena penasaran mendapat jawaban "ibumu" sampai tiga kali, sahabat bertanya lagi, "Siapa lagi, ya Rasul?", baru kemudian dijawab "Bapakmu".

Rasul SAW menyatakan ibu sampai tiga kali dan Ayah satu kali. Tamat, tidak ada penjelasan lebih dari Rasul mengenai hal ini. Apakah kuliah subuhnya ikut tamat? Penulis memilih untuk tidak, akhirnya penulis hubungkan dengan "hutang fisik" yang tidak akan pernah bisa kita bayar, kepada ibu ada tiga, sedangkan kepada ayah cuma satu. "Hutang fisik" apa itu?

Hutang fisik kepada ibu, pertama ialah hutang genetik 23 kromosom. Tanpa separuh kromosom, manusia tidak akan terbentuk sempurna, secara fisik. Tentu kita tidak bisa mengatakan "ini Bu, kromosomnya saya kembalikan". Kromosom dari ibu akan melekat seumur hidup, sepanjang hayat.

Yang kedua ialah darah. Selama 9 bulan lamanya kita dikandung oleh ibu. Dan selama itu pula kita mengandalkan asupan makanan lewat darah ibu. Bayangkan kalau ibu tidak mau berbagi darahnya, apakah kita mungkin terlahir melihat dunia?

Yang ketiga ialah air susu atau ASI. Begitu kita terlahir, kita masih perlu "hutang fisik" ibu, yakni ASI, kalau sempurna sampai 2 tahun lamanya. Bayangkan kalau tanpa ASI? Mungkin masih bisa hidup untuk masa sekarang, hanya saja secara klinis ASI masih merupakan yang terbaik.

Lain halnya  kepada ayah. Kepada beliau kita hanya satu ber-"hutang fisik", yaitu separuh 23 kromosom lagi supaya kita genap memiliki 46 kromosom.

Melihat hal ini, seharusnya ukuran bakti kita kepada ibu tiga kali lebih banyak dibandingkan kepada ayah, berdasarkan "hutang fisik" tadi, diluar "hutang-hutang" yang lain (hutang pengasuhan, hutang didikan, dan sebagainya). Oleh karena itu, sudahkah kita melakukannya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline