Lihat ke Halaman Asli

Mengenali Usus Buntu

Diperbarui: 19 April 2016   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Appendisitis, atau oleh masyarakat lebih dikenal dengan usus buntu merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan segera. Sering penanganan appendisitis dilakukan dengan cara pembedahan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai mekanisme terjadinya appendicitis dan bagaimana mengenalinya.

Letak usus buntu. Appendix atau umbai cacing merupakan salah organ usus yang normalnya terletak di perut sebelah kanan bawah. Berada di bagian 2/3 dari jarak antara pusar dan spina iliaca anterior superior (SIAS), atau yang lebih dikenal dengan titik McBurney. Panjang appendix kira-kira sebesar jari kelingking manusia. Appendix berfungsi sebagai salah satu GALT(gut associated lymphoid tissue) atau jaringan limfoid yang berhubungan dengan kekebalan tubuh, namun jika diambil pun tidak menjadikan kekebalan tubuh kita berkurang secara signifikan. Appendix kurang berperan dalam proses pencernaan, bahkan jika ada feses atau makanan yang masuk ke dalam saluran appendix dan tidak bisa keluar justru akan mengakibatkan terjadinya usus buntu.

Mekanisme terjadinya appendicitis. Appendicitis merupakan peradangan pada usus appendix. Peradangan tersebut diawali dengan sumbatan pada lumen/saluran appendix. Sumbatan tersebut bisa beruba feses yang mengeras maupun cacing. Sumbatan feses yang mengeras merupakan penyebab tersering terjadinya usus buntu. Saat feses menyumbat saluran appendix, maka akan menekan saluran limfoid sehingga aliran cairan llimfoid tidak lancar. Cairan limfoid yang tidak bisa mengalir akan merembes ke dalam lumen appendix. Feses dan perembesan cairan limfoid merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Perembesan cairan limfoid yang terus menerus akan mengisi lumen appendix sehingga lumen akan semakin membesar dan menekan vena. Begitu juga dengan vena, aliran darah vena juga akan terganggu dan akan merembes ke dalam lumen usus buntu. Setelah vena, selanjutnya arteri juga akan ditekan oleh lumen usus buntu yang membesar. Berhentinya aliran darah arteri yang kaya akan oksigen dan nutrisi akan menyebabkan sel-sel usus buntu kekurangan oksigen yang disebut dengan iskemik. Kekurangan nutrisi dan oksigen yang parah akan menyebabkan kematian sel yang disebut dengan nekrosis. Kerusakan sel usus buntu akan memudahkan bakteri-bakteri pada lumen usus yang tumbuh dengan subur tersebut menginvasi jaringan-jaringan di sekitarnya sehingga terjadi peradangan, misalnya inflamasi ke peritoneum mengakibatkan peritonitis. Infeksi juga dapat menyebar ke pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan peningkatan sel darah putih yang disebut dengan leukositosis dan juga peningkatan suhu tubuh.

Nyeri berpindah dari pusar ke titik McBurney. Pada saat awal perjalanan penyakit appendicitis, lumen appendix akan teregang karena desakan dari feses dan cairan di lumen appendix. Hal tersebut menyebabkan adanya nyeri visceral. Nyeri visceral merupakan nyeri yang tidak dapat ditunjuk dan dapat juga beralih pada lokasi lain. Orang dengan appendicitis dapat merasakan keluhan seperti maag maupun rasa yang tidak nyaman di sekitar pusar. Akibatnya, pasien dapat merasakan hilangnya nafsu makan (anorexia), mual dan muntah. Setelah terjadinya nekrosis sel appendix dan peradangan menjadi menyebar, nyeri yang awalnya merupakan nyeri visceral kemudian berubah menjadi nyeri somatic yang sifatnya dapat dilokalisasi nyerinya. Nyeri lebih dirasakan terutama jika ditekan pada titik McBurney maupun dirangsang dengan peregangan.

Appendicitis perlu penanganan segera. Appendicitis yang meradang dan menyebar ke jaringan sekitarnya akan menyebabkan sakit yang luar biasa. Jika terjadi peradangan pada peritoneum, pasien akan merasakan nyeri di seluruh lapang perut, dan otot perut akan menegang sehingga seolah-olah perut seperti papan. Infeksi yang meyebar melalui pembuluh darah akan menyebabkan sepsis dan jika sepsis semakin parah dapat mengakibatkan kerusakan fungsi organ lainnya.

Mengenali dini appendicitis. Appendicitis yang dikenali lebih awal, akan memudahkan penanganan sehingga komplikasi-komplikasi akan bisa dihindari. Berikut merupakan tanda dan gejala appendicitis yang bisa disingkat dengan MANTRELS.

  • M: Migrating pain, nyeri beralih dari pusar ke titik McBurney.
  • A: Anorexia, hilangnya nafsu makan.
  • N: Nausea, mual.
  • T: Tenderness, nyeri tekan di titik McBurney.
  • R: Rebound tenderness, nyeri lepas saat perut kiri bawah ditekan kemudian dilepas secara tiba-tiba
  • E: Elevating temperature, peningkatan suhu tubuh (demam)
  • L: Leukositosis, Peningkatan sel darah putih
  • S: Shift to the left, menunjukkan inflamasi akut dengan peningkatan kadar sel darah putih yang belum dewasa

Demikian sedikit penjelasan mengenai appendicitis, semoga dapat membantu untuk pengenalan awal sehingga pasien akan cepat tertangani dan menghindari komplikasi-komplikasi yang lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline