Ketika pikiran menjadi kata, dan kata menjadi tanpa makna
tak dapat kuhentikan pencarianku akan cinta
cinta yang memang tidak pernah boleh kumiliki
bagai kegelapan yang tak pernah ingin berbaur dengan cahaya..
keduanya hanya ingin mendominasi satu sama lain
tak layakkah diriku mendapat secercah kehangatan dari sedikit kobaran Auramu.
walaupun kau berikan aku sepercik api dari sentuhanmu, tapi sudah cukup untuk membakar relung jiwaku.
hanya dengan sekejap sorot mata teduhmu sudah cukup sebagai penawar rasa dahaga dipadang gersang kesendirianku.
wahai belahan hati kenapa engkau siksa aku dengan kesempurnaanmu.
kepatuhanku atas titahmu tak sedikitpun mengangkat wajahmu untuk menatapku
kumerana dalam indahnya bayang-bayang kefanaan mu