Salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yang harus dilakukan pada setiap institusi pendidikan ialah Pengabdian Masyarakat (Pengmas). Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi pada hari Kamis, 15 Agustus 2024 telah melakukan Pengmas di SMAN 69 Jakarta yang terletak di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pengmas yang terselenggara oleh Departemen Biologi Kedokteran FKUI ialah edukasi kepada siswa SMAN 69 Jakarta mengenai stunting dan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi remaja, sebagai calon orang tua. Sebagai pembicara dalam kegiatan ini ialah Staf Departemen Biologi Kedokteran FKUI, dr. Gito Restiansyah Wasian, Sp.And. Beliau mengungkapkan kepada seluruh siswa bahwa salah satu penyebab terjadinya stunting ialah kurangnya edukasi pada masyarakat khususnya remaja mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi remaja. Dengan menjaga kesehatan reproduksi diharapkan pada masa mendatang angka stunting di Indonesia dapat berkurang. Contohnya, remaja putri yang cukup status gizinya dengan Hb normal, maka kecil risikonya untuk mengalami anemia saat hamil dan mengalami bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
Stunting sendiri merupakan gagal tumbuh pada anak berusia dibawah usia 5 tahun, pada balita kondisi tinggi badan tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan World Health Organisation (WHO), yakni tinggi badan anak kerdil yang disebabkan karena kekurangan gizi. Selain kekurangan gizi, penyebab stunting juga dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang baik, terbatasnya layanan kesehatan, dan kurangnya air bersih.
Kegiatan Pengmas diikuti oleh seluruh staf dan karyawan Departemen Biologi Kedokteran. Ketua Departemen Biologi Kedokteran FKUI, yakni Prof. Dr. dr. Silvia W. Lestari, M.Biomed., Sp.And. mengungkapkan dalam sambutannya pada acara Pengmas (15/8), bahwa kegiatan Pengmas di SMAN 69 ini harus menjadi awal perbaikan kesehatan generasi Indonesia mendatang yang dimulai dari ruang lingkup yang kecil ini, seperti edukasi ditingkat sekolah tentang stunting, sehingga diharapkan Indonesia rendah angka stunting, demi mendukung Indonesia Emas 2045.
Kegiatan tersebut tidak hanya sebatas seminar atau penjelasan kepada siswa saja, tetapi kegiatan ini juga dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan siswa SMAN 69, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, pemeriksaan kadar Hb darah. Selain itu, setiap siswa juga melakukan evaluasi status gizi kepada staf pengajar dan konsultasi kesehatan kepada dokter spesialis di Departemen Biologi Kedokteran FKUI.
Terakhir, kegiatan ini disambut hangat dan positif oleh Sugeng Wibowo, S.Pd., M.Si. sebagai Kepala Sekolah SMAN 69, Kepulauan Seribu, Jakarta. Dengan adanya kegiatan Pengmas diharapkan setiap siswa memiliki tanggung jawab secara pribadi untuk menjaga kesehatannya, mulai dari pola makan dan pola hidup agar secara bersama-sama dapat berkontribusi mencegah terjadinya stunting pada masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H