Lihat ke Halaman Asli

Musim Kawin (1): Yang Tekor Bukan Hanya Keluarga Middletown

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Musim Kawin

Mei - Juni. Musim kawin. Kayak buah-buahan saja, kok kawinada musimnya segala. Entah siapa yang pertama memulai. Pangeran Inggris itu barangkali?

Teman kantor juga ada yang merayakan pesta perkawinannya di hari Sabtu kemarin. Bahkan sampai tiga orang lagi. Di lingkungan rumah tinggal tetangga ada yang kawin. Di kampung juga orang pada ikut-ikutan. Di musim anak ganti sekolahan, surat undangan pada berdatangan. Ekonomi ketat.Anggaran gawat. Di bulan Juni, orang kantoran kayak kami ini biasanyapusing. Pontang panting. Hutang sana pinjam sini.Tapi pusing juga kalau beramai-ramai tak bikin sakit kepala.Miskin berjamaah bisa berlipat suka dan dukanya.Tak ada uang juga kalau banyak teman senasib, jadi terhibur juga adanya. Rasa iri bisa berkurang kadarnya. Lagian kedodoran anggaran karena musim kawinan tak usah minder. Keluarga Middletown yang kaya raya saja konon tekor anggaran juga karena pesta kawinan. Kapan lagi kita bisa merasa senasib dengan keluarga papan atas itu, kalau tidak di musim kawin ini.

Mungkin juga karena itu. Orang-orang ketularan. Kompak berjamaah merayakan pesta kawin di bulan Mei dan Juni ini.Ada istilah June Bridge. Itu jargon keren. Tapi julukan norak juga ada. Banyak orang menyebut musim kawin dengan istilah musim belah duren. Kenapa disebut belah duren sih! Apanya yang dibelah? Apanya yang duren lagi.Wah.. wah julukan yang sangat tidak sopan.Bahkan sungguh keterlaluan. Mengkastakan manusia ke kelas tumbuhan adalah lebih kejam daripada memanggilnya dengan sebutan binatang.Sudah dijadikan manusia makhluk Tuhan yang paling sempurna, kok mau-maunya merendahkan diri sampai ke kasta kelas tumbuhan.

Topik kawin memang menarik untuk dijadikan berita atau juga cerita. Ijinkan saya ikut berbagi di sini. Sekedar ngeramein. Maaf ini cerita dewasa. Jadi untuk keponakanku Syndi, anak manis, kamu ini masih balita. Jangan baca status Om yang ini, ya. Tolong langsung hapus.Kepada yangsudah dewasa tapi bila isinya kurang berkenan di hati saudara, tolongjangan ketus. Niat saya tulus. Menghibur saja. (bersambung..)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline