Nadiem Makarin selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyampaikan aturan bahwa skripsi tidak lagi menjadi syarat wajib untuk kelulusan di bangku sarjana. Namun ketika saya membaca beberapa artikel terkait hal ini, ada penekanan khusus bahwa pembebasan skripsi dikembalikan pada aturan tiap kampus.
Melalui kebijakan ini skripsi dapat dialihkan pada pembuatan prototype, proyek bersama ataupun lainnya. Tentu ada beragam pertimbangan munculnya kebijakan ini. Saya melihat terobosan ini agar mahasiswa tidak terjebak pada skripsi yang kerap menjadi momok menakutkan.
Saya sudah merasakan bagaimana skripsi memang menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa. Banyak waktu, tenaga, dana dan mental yang tercurah. Mulai susah mencari topik, teori/konsep yang sesuai, kondisi di lapangan hingga bimbingan.
Kondisi ini tidak langsung membuat saya setuju jika skripsi langsung dihapuskan. Justru saya melihat ada beragam manfaat dari pengerjaan skripsi yang dirasakan selepas kuliah. Apa saja itu?
# Lulusan Sarjana Punya Bekal Penelitian
Ini merupakan manfaat penting ketika kita mampu menyelesaikan skripsi. Ada bekal lebih yaitu kita mampu mengimplementasikan ilmu selama kuliah dalam sebuah penelitian.
Selama 3 tahun kuliah, kita akan dibekali dengan beragam teori, konsep, masalah dan kajian tertentu. Saya bahkan pernah sampai stres saat di semester 1-3 karena materi kuliah begitu padat dan baru bagi saya. Namun justru itulah manfaat kuliah yaitu mendapatkan ilmu baru yang dicetuskan atau dihasilkan oleh peneliti/akademisi sebelum kita.
Sangat disayangkan ketika kita sudah mendapatkan banyak ilmu, teori ataupun konsep hanya sebatas keilmuan tanpa praktek. Adanya skripsi maka menjadi media kita menguji pemahaman kita selama kuliah.
Contoh saat saya dulu mengambil kuliah ilmu hubungan internasional, saya belajar tentang konflik, kerjasama, kepentingan, perubahan lingkungan global, ekonomi global dan sebagainya. Akhirnya saya menemukan ketertarikan menganalisa kerjasama diantara negara-negara tepian sungai Nil.