Dua orang bule mengemudikan motor beriringan dengan papan surfing di tempatkan disisi kiri motor. Saya sudah bisa menebak kemana mereka akan pergi.
Mencari pantai dengan ombak besar di sekitar Jimbaran. Aktivitas surfing yang menjadi kegiatan menyenangkan bagi wisatawan asing selama di Bali. Sebenarnya melihat bule membawa papan surfing sudah menjadi hal biasa.
Saya bahkan pernah melihat bule membawa papan surfing dari Denpasar menggunakan motor menuju arah Bali Barat. Saya menebak mereka ke Pantai Medewi yang berlokasi di Kabupaten Jembrana. Pantai ini memang dikenal surga bagi pecinta surfing karena ombak tinggi dan menantang.
Pantai ini juga kerap diadakan lomba surfing tingkat nasional dan internasional. Sehingga popularitasnya cukup dikenal di kalangan wisatawan asing. Padahal jarak dari Denpasar ke Pantai Medewi sekitar 75 kilometer dengan waktu tempuh bisa 1,5-2 jam.
Seniat itu mereka mencari pantai untuk surfing. Padahal ada banyak pantai di daerah Kuta, Canggu dan Jimbaran yang lebih dekat serta dijadikan lokasi surfing. Kembali lagi, banyak pecinta surfing yang tertantang mencari ombak tinggi, lokasi sunyi atau bahkan belum banyak dikenal hanya menaklukan ombak pantai selatan di Bali.
Tren Surfing di Bali
Saya akui wisatawan asing sangat berkontribusi mempopulerkan surfing di Bali. Dulu awal tahun 2000an, Pantai Kuta masih menjadi primadona. Namun berjalannya waktu, pecinta surfing mulai menemukan lokasi lain seperti Legian, Canggu hingga pantai ke arah Kabupaten Tabanan.
Meskipun Kuta bukan lagi menjadi tempat primadona namun surfing masih menjadi penopang aktivitas pariwisata. Ada puluhan outlet persewaan papan surfing sekaligus kelas latihan surfing bagi pemula.
Harga sewa papan seluncur berkisar 50-100 ribu rupiah dan latihan surfing mulai 250-350 ribu rupiah sudah termasuk papan surfing serta instruktur/pelatih. Tingginya tingkat animo wisatawan yang ingin latihan surfing maka usaha sejenis menjamur dengan cepat.