Hari ini umat Hindu di Bali sudah terlihat sibuk menggunakan pakaian adat. Ternyata hari ini masyarakat Hindu di Bali memperingati Hari Raya Pagerwesi, salah satu hari raya besar agama Hindu.
Jika melihat kalendar Bali, tanggal peringatan Pagerwesi akan dilingkari merah artinya pemerintah daerah Bali menjadikan Pagerwesi sebagai libur lokal. Jadi instansi pemerintahan atau pendidikan dapat libur di hari ini.
Secara filosofi Pagerwesi terdiri dari kata pager atau pagar yang merupakan sekat pembatas serta wesi yang berarti elemen besi yang dikenal kuat. Secara tidak langsung makna dari Hari Raya Pagerwesi mengisyaratkan sebagai cara mempagari/membatasi diri secara kuat agar tidak mendapatkan gangguan khususnya dari hal luar.
Ibarat rumah kita yang memiliki pagar kuat pasti bertujuan agar gangguan atau ancaman seperti serangan hewan, menghindari orang lain yang tidak diinginkan masuk ke area rumah kita atau sebagai pembatas wilayah tempat tinggal kita.
Hari raya Pagerwesi memiliki tujuan yang mirip. Mengutip dari salah satu portal website Pemda Jembrana, Pagerwesi dinilai sebagai simbol keteguhan iman, memagari diri dengan tuntunan ilmu pengetahuan, sehingga manusia tersebut tidak mengalami kegelapan atau Awidya (Sumber klik di sini).
Tandanya umat Hindu diharapkan mampu membentengi diri dari segala godaan. Kini dengan kemajuan teknologi, perubahan kebiasaan masyarakat serta lingkungan sosial bisa menjadi ancaman bagi diri kita.
Contoh sederhana membuat masyarakat suka judi online, menonton film dewasa, menyebarkan fitnah dalam dunia maya atau melakukan kejahatan seperti scamming. Perilaku sosial seperti kebiasaan menggunjing orang lain, menjatuhkan orang lain untuk kesenangan pribadi, kondisi memutarbalikan fakta.
Kita bisa menjadi korban atau justru pelaku baik secara sadar ataupun tidak sadar. Melalui Hari Raya Pagerwesi ini seakan menjadi penguat pagar diri serta upaya untuk introspeksi diri.