Saya memiliki kisah tersendiri bagaimana stresnya menghadapi penulisan skripsi. Padahal secara keterampilan menulis, saya bisa dianggap memiliki sedikit pengalaman lebih dibandingkan teman seangkatan karena saya tergabung dalam lembaga riset kampus dan beberapa kali menjuarai lomba karya tulis selama kuliah.
Sayang kendala terbesar saya tidak memahami teknik bimbingan dosen pembimbing yang lebih banyak memberikan clue tanpa menjabarkan kesalahan tulisan saya. Alhasil saya pun menyerah meski skripsi sudah melewati ujian seminar proposal.
Berkaca pada kesalahan ini saya pun mengajukan ulang skripsi dan dosen pembimbing baru. Beruntung saya lebih mudah memahami arahan dosen pembimbing di skripsi kedua. Alhasil hanya 7 bulan saya bisa menyelesaikan skripsi dari awal hingga sidang akhir.
Saya juga banyak belajar dari keberhasilan orang lain dalam pengerjaan skripsi yang cepat namun baik. Artinya meski dilakukan dalam durasi kurang dari setahun tapi bukan berarti skripsi jadi tidak berbobot. Ini karena ada teknik khusus yang sebenarnya telat saya pahami.
# Jangan Cari Masalah yang Sebenarnya Bukan Masalah
Ada mahasiswa yang tertarik mengangkat suatu topik misalkan ingin menganalisis pengaruh promosi terhadap niat beli ulang.
Topik penelitian yang baik adalah menganalisis fenomena yang justru bertolak belakang dari hal yang dianggap normal. Mahasiswa menganalisis pengaruh promosi terhadap niat beli ulang di usaha kuliner X. Ternyata promosi memberikan kenaikan penjualan terhadap kuliner X. Bagi dosen ini sesuatu yang lumrah.
Bandingkan usaha Kuliner X sudah melakukan promosi namun juga masih sepi pembeli. Ini akan menjadi topik menarik karena ada fenomena tidak normal yaitu promosi ternyata tidak berjalan efektif. Ini akan jadi temuan dan kontribusi positif dalam keilmuan yang kita pelajari.
# Lakukan Pre Survey Terlebih Dahulu