Saya pernah berada di kondisi terpuruk di tahun 2021 dimana permasalahan pekerjaan membuat kesehatan mental saya terganggu. Kok bisa?
Kebetulan saya diminta oleh manajemen untuk memegang divisi distribusi yang menaungi kurang lebih 200 staff yang mayoritas adalah sopir dan kernet. Tugas utama adalah memastikan pengiriman lancar dari pabrik hingga ke cabang dan konsumen.
Saat itu kondisi masih Pandemi dan perusahaan tengah melakukan efisiensi pengeluaran termasuk pembelian sparepart kendaraan. Tantangan terberat saya adalah memastikan armada kondisi prima karena ini adalah senjata saya memberikan pelayanan terbaik ke konsumen.
Tidak dipungkiri kegiatan distribusi barang selama 24 jam tentu ada hambatan terjadi. Contoh sederhana tengah malam diinfokan bahwa mobil pengiriman mogok di Tol.
Bayangkan saya harus berkoordinasi dengan team mekanik kantor agar bisa meluncur ke lokasi mobil. Bahkan jika kerusakan parah, mau tidak mau harus menggunakan jasa derek yang biayanya tidak bisa dibilang murah.
Mobil mengalami kendala maka sudah dipastikan pengiriman ikut terdampak. Menerima komplain customer mengkonfirmasi pengiriman menjadi hal biasa.
Perlahan namun pasti, saya mengalami stres karena mulai banyaknya kendaraan butuh perawatan namun pengajuan sparepart harus melewati beberapa proses yang panjang.
Pernah kesal dan kesal ketika mendengar suara gadget berbunyi? Itu adalah kondisi yang saya rasakan. Sugesti ketika gadget berbunyi maka ada masalah pekerjaan yang harus saya hadapi. Dari karakter tenang adakalanya saya jadi mudah emosi untuk perkara sepele.
Permasalahan kesehatan mental jangan dianggap sepele. Perlu sikap bijak dan solusi cepat untuk mengatasinya
Berkaca pada pekerja di Jepang dimana banyak yang menunjukan ekspresi kelelahan, stres hingga depresi karena urusan pekerjaan. Pekerja ini bahkan ada yang tertidur di jalanan, area umum karena terlalu lelah fisik dan pikiran. Tidak sedikit yang melakukan aksi melukai diri sendiri karena merasa tidak mampu lagi menahan emosi diri.
Tidak mau bernasib sama, saya mencoba melakukan hal positif untuk mengurangi permasalahan dunia kerja. Cara yang saya pilih adalah memanfaatkan waktu akhir pekan untuk berwisata.