Libur lebaran selama sepekan ini membuat masyarakat telah memiliki agenda jauh-jauh hari. Mayoritas menggunakan libur lebaran dengan mudik ke kampung halaman dan ada juga yang memilih untuk berlibur seperti ke Bali.
"Bro, Gue libur lebaran bakal ke Bali nih" Sebuah pesan singkat saya terima dari rekan kerja di Jakarta. Ia mengatakan akan berlibur ke Bali selama libur lebaran ini.
Tidak berapa lama teman kerja lain pun menyampaikan keinginan sama akan lebaran di Bali. Ternyata cukup banyak teman saya yang di Jakarta memanfaatkan masa liburan dengan berwisata ke Bali.
Hari Minggu lalu, saya mengunjungi obyek wisata Jembatan Kaca di Gianyar. Lokasi ini ramai dikunjungi wisatawan dan mayoritas dari luar Bali. Ini karena logat bicara dan topik pembicaraan yang terlihat bukan warga lokal.
Saya juga mendapat info jika okupansi di Hotel tinggi bahkan penuh hingga akhir bulan. Kunjungan ke restoran dan obyek wisata juga meningkat. Ternyata Bali seakan mendapat kecipratan dari momen libur lebaran yang panjang.
Sebenarnya faktor khusus mengapa Bali mendapatkan berkah peningkatan jumlah wisatawan nusantara selama libur lebaran. Apa saja itu?
# Wisata Ke Bali Sebagai Paket Terusan
Banyak pemudik yang memiliki kampung halaman di Jawa Timur seperti Malang, Sidoarjo, Lumajang, Jember, Situbondo, Pasuruan atau Banyuwangi. Biasanya hari pertama lebaran akan digunakan untuk silahturahmi dan setelah itu digunakan untuk refreshing dengan berwisata.
Apalagi saat ini aturan perjalanan tidak seketat masa pandemi serta fasilitas tol membuat waktu tempuh ke Bali semakin cepat. Muncul pikiran, ah sekalian aja liburan ke Bali.
Apalagi banyak masyarakat yang belum pernah atau sudah lama terakhir ke Bali. Tentu sudah banyak tempat wisata baru hits yang ingin dikunjungi. Bisa dibilang Bali seakan menjadi agenda terusan bagi pemudik yang memiliki kampung halaman yang tidak terlalu jauh dari Bali.