Seorang dosen di kelas magister curhat tentang perbedaan generasi Z dan Y dalam dunia.
"Kenapa ya generasi Z itu kalau kena marah terkait kerjaan auto ngambek bahkan resign. Beda banget dengan generasi Y yang udah kebal dan mentalnya kuat"
Tanpa sadar saya mengangguk kecil meskipun terlalu awam mengeneralisasi generasi Z tidak memiliki mental sekuat generasi Y. Namun karena sempat mengalami langsung berinteraksi dengan Generasi Z dan problematika di dalamnya. Saya pun seakan memahami kenapa dosen curhat tentang hal tersebut.
Saya ingat suatu ketika membutuhkan seorang SPG Counter untuk membantu jaga display perusahaan dalam sebuah acara. Mengingat SPG yabg dibutuhkan harus usia muda dan memiliki wajah menarik maka saya merekrut SPG dari generasi Z.
Bikin mengelus dada, di hari H si SPG datang telat. Karena sadar dirinya telat, tiba-tiba dia leave group acara dan memilih pulang dibandingkan bertugas. Kecewa pasti karena sikapnya ini membuat kegiatan jadi sedikit terhambat.
Ada beberapa tantangan generasi Z yang saya anggap perlu di evaluasi dan diperbaiki khususnya dalam dunia kerja.
#1. Pahami Etika Komunikasi
Banyak yang mengeluh terkait etika komunikasi Generasi Z saat berinteraksi di kantor. Jika melihat pada sisi umur, umumnya generasi Z berada di posisi staf.
"Siap bro"
"Ashiapp"
Kesal aja ketika ada junior dari kalangan Z memberikan respon seperti di atas terkait tugas kerja. Seakan dirinya tengah berkomunikasi dengan teman sebaya.
Hal yang patut dipahami adalah, di kantor tetap ada hirarki seperti atasan dan bawahan. Artinya tetap ada tata krama dan ucapan yang patut dijaga apalagi kita tinggal di Indonesia yang menjunjung asas keadaban dan kemoralan perilaku.