Begitu banyak pernak-pernik kisah yang menghiasi sistem pemilihan umum di tanah air. Salah satunya strategi serangan fajar yang jadi senjata akhir bagi tim sukses atau calon kandidat untuk meraih hati pemilih atau konstituen.
Sepertinya tidak akan ada yang berani mengatakan bahwa sistem Pemilu di negara kita bebas dari aktivitas curang. Ini karena masih lemahnya pemantauan dan pengawasan panitia pemilu maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terhadap kecurangan melalyi serangan fajar.
Ada kisah unik pernah diceritakan secara langsung dari rekan-rekan kerja saya di kantor terkait serangan fajar.
"Kamu dapat berapa? " Seorang staf bertanya pada rekan kerja lain.
"150 ribu" Kata rekan tersebut
"Wuah kalah, ku dapat 225 ribu" Balas staf awal
Saya yang secara tidak sengaja mendengar perbincangan ini tertarik mengulik lebih dalan. Usut punya usut, rekan saya ini mendapatkan serangan fajar dari Caleg yang maju.
Hal menarik justru mereka paham betul bahwa menjelang subuh pada hari pencoblosan akan ada seliweran tim sukses yang mendatangi rumah warga untuk menerapkan strategi serangan fajar.
Ternyata tidak hanya berbentuk uang namun bisa berupa sembako atau kebutuhan lainnya.