Tinggal beberapa hari lagi Bali akan menyambut kedatangan para delegasi G20. Sebagai tuan rumah, Bali telah mulai bersolek diri dari berbagai aspek untuk mengambil bagian dalam menyukseskan pertemuan G20 yang akan diselenggarakan tanggal 15-16 November 2022 di Nusa Dua.
Berdasarkan pengamatan saya, persiapan G20 sudah dimulai sejak awal tahun. Berbagai spanduk, banner dan iklan G20 banyak menghiasi ruang publik di Bali seperti bandara, terminal, pelabuhan, tempat keramaian, dan mal.
Terlalu banyak media promosi yang disebar membuat saya familiar dengan tagline Recover Together, Recover Stronger. Upaya menciptakan stigma untuk pulih dan kuat bersama-sama.
Hari ini pun saya sempat mengunjungi wilayah pantai di Singaraja yang terletak di Bali Utara. Secara letak geografis, lokasi ini sangat jauh dari Nusa Dua yang menjadi fokus utana pertemuan ini.
Namun saya melihat spanduk G20 menghiasi beberapa stand usaha yang terdapat di salah satu pantai di Singaraja. Tandanya meski tidak terdampak langsung, upaya promosi pemerintah pusat dan daerah seakan merata dan sekaligus menginfokan kepada masyarakat Bali bahwa akan ada hajatan besar di November ini.
Hal luar biasa beberapa bulan lalu sempat bersantai di salah satu kedai kecil di Ubud, pemilik kedai sangat antusias bercerita tentang kegiatan G20 yang notabane-nya masih simpang siur terkait lokasi kegiatan.
Bahkan si pemilik kedai meyakinkan saya bahwa dirinya mendapatkan informasi dari sumber terpercaya jika G20 akan dilaksanakan di November dan Bali akan jadi Tuan Rumah.
Saya ingat betul beliau bercerita dengan penuh semangat dan optimis bahwa G20 akan membantu mempercepat pemulihan ekonomi dan pariwisata di Bali. Ada beberapa alasan yang disampaikan beliau.