Sebuah pesan singkat hadir di grup organisasi semasa kuliah. Badan Pengurus Harian (BPH) mengundang para alumni untuk sharing dan temu kangen secara daring.
Ada alumni yang memberikan respon antusias untuk bergabung dalam acara namun sepertinya lebih banyak yang bersifat pasif. Kebetulan saya masih kategori yang bersemangat untuk terlibat dalam acara.
Entah kenapa dalam hati meski berstatus alumni, saya ingin berkontribusi pada organisasi yang pernah saya ikuti saat kuliah.
Ironisnya saya pernah mendengar respon yang kurang mengenakan dari beberapa kenalan ketika diundang berpartisipasi atau memberikan kontribusi sebagai alumni.
"Duh, saya udah tua. Merasa kurang percaya diri untuk berkontribusi."
"Jangan-jangan acaranya minta sumbangan ke alumni. Skip aja dah."
Alasan ini kerapkali terucap ketika diundang oleh pihak sekolah, kampus, organisasi, atau lembaga lain di mana kita sudah tidak aktif lagi terlibat atau alumni.
Wajar muncul pertanyaan, masih perlukah alumni berkontribusi?
Secara personal, saya ingin memberikan pandangan sedikit untuk menjawab pertanyaan seperti di atas. Apa saja itu?
# Kontribusi Bisa Melalui Hal Sederhana
Mungkin masih ada pandangan bahwa kontribusi sebagai alumni lebih berupa bantuan dana, menjadi pemateri, memberikan sharing session, atau hal lain yang dianggap memberatkan. Ada bentuk kontribusi sederhana bisa kita lakukan sebagai alumni.