Perhelatan Thomas Cup dan Uber Cup 2022 telah resmi berakhir. Korea Selatan berhasil untuk kedua kalinya menyabet piala Uber Cup yang merupakan ajang bergengsi untuk team wanita.
Berhasil menumbangkan Cina yang merupakan team terkuat dan digadang-gadang akan mulus mempertahankan juara bertahan dan mengoleksi 16 kali torehan juara.
Pertandingan final Cina versus Korea Selatan pun termasuk mendebarkan karena mampu memainkan menurunkan semua pemain dan berakhir Korea Selatan memenangkan 3 poin dan Cina hanya 2 poin.
Entah kenapa pertandingan Thomas Cup 2022 justru menyita perhatian saya. Final yang mempertemukan Indonesia dengan India menjadi pertandingan yang ditunggu warga kita.
Saya sempat mengira Indonesia berada di atas angin mengingat pemain Indonesia terdiri dari pemain muda yang banyak sudah menorehkan pretasi internasional seperti Olimpiade.
Namun kejutan terjadi luar biasa. India menjadi negara ke-6 yang berhasil merasakan Piala Thomas yang diadakan 2 tahun sekali ini. Saya melihat kemunculan India telah menjadi Kuda Hitam di ajang ini.
Mengapa?
Sebenarnya ada keuntungan tersendiri menjadi negara yang kurang dijagokan dalam suatu event. Selain bisa bermain lepas tanpa tekanan, negara lain akan terkesan menyepelakan tanpa tahu sebenarnya strategi si kuda hitam dalam memaksimalkan kompetisi.
Perjalanan India dalam ajang Bulu Tangkis memang mulai bersinar sekitar 10 tahun belakangan ini. Salah satu bukti yang terlihat jelas ketika munculnya pebulutangkis wanita India, Saina Nehwal yang berhasil meraih medali perunggu di ajang Olimpiade 2012.
Kemunculan sosok pemain baru ditambah dari negara yang bukan favorit membuka pikiran kita bahwa kini kekuatan bulutangkis mulai merata tidak lagi terfokus pada Cina, Indonesia, Malaysia, Jepang, Korea Selatan ataupun Denmark.