Lihat ke Halaman Asli

H.I.M

TERVERIFIKASI

Loveable

Memaknai Filosofi "Berilah Kail, Jangan Ikannya" di Zaman Saat Ini

Diperbarui: 23 April 2022   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mengajari cara memancing. Sumber: Purestock via Kompas.com

Pernahkah sobat Kompasiana mendengar pepatah lama "Berilah Kail, Jangan Ikannya"?

Pepatah turun temurun yang menitikberatkan bantuan yang ingin diberikan ke orang lain harus bisa membuat orang tersebut mandiri serta tidak ketergantungan. Saya sangat setuju dengan pepatah ini karena nyatanya banyak orang yang terlalu bergantung pada bantuan orang lain ketika tengah susah.

Fenomena Jaman Kini

Tidak perlu jauh-jauh mencari contoh sederhana. Kita akan mudah menemukan pengemis atau peminta-minta di perempatan lampu merah, mesin ATM, tempat keramaian, pasar dan sebagainya. 

Secara manusiawi ketika kita merasa iba melihat mereka berjuang untuk mencari rejeki dan bertahan hidup. Saya pun pernah merasakan hal sama dan tidak segan memberikan seribu dua ribu kepada pengemis yang renta atau membawa seorang anak kecil.

Ternyata niat baik seperti ini ternyata keliru besar. Bagi saya, mereka adalah sosok yang butuh uluran orang lain agar bisa bertahan. Nyatanya mereka justru terlena dan berhasil mengelabui kita dengan "kisah keprihatinan mereka".

Saat kuliah, ada tugas tentang meliput fenomena unik di lingkungan sekitar. Saya dan beberapa teman dalam satu team mengangkat fenomena pengemis yang kerap hadir di dekat kampus.

Fenomena Pengemis Di Area Publik | Sumber Tribunnews

Saat melakukan wawancara dan pendekatan personal, ada hal yang merubah mindset saya terhadap pengemis. Rasa iba orang terhadap pengemis yang berusia tua, cacat fisik atau membawa anak kecil justru sangat besar. Pengemis ini bisa mendapatkan uang hingga ratusan ribu per hari.

Bahkan bisa meningkat tajam menjelang lebaran, hari raya atau awal masa gajian. Jumlah fantastis yang bisa melebihi pekerja buruh lepas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline