Pada cangkir kopi semalam
Aku melihat bulir-bulir rindu yang tersamar oleh cahaya
Bias. Memudarkan belenggu di sekat-sekat jiwa
Rasa pahit kopi semalam
Masih terasa di ujung lidah pengecap
Tak kalah pahit saat kau berkata selamat tinggal di kala purnama terakhir
Dulu aku ragu akan mampu bertahan sendiri
Semut-semut hitam masih sibuk mondar mandir mencari sisa kopi
Menjadi teman penghilang rasa rindu
Kikuk. Rasa itu sudah lama tidak ku rasa
Terganti dengan setiap tegukan kepahitan hidup yang selama ini dihadapi
Satu persatu semut hitam itu menghilang
Sepertinya mereka jenuh dengan keputusasaanku
Siapa lagi yang akan menemani
Jika semut pun menjauh, mungkinkah harus terima nasib
Hanya pada kopi semalam, aku tuang segala kepahitan hidup
--SEKSI (SElasa Kita berpuiSI)
#SEKSI_14
#HIM Di Gubug Pena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H